hujan baru saja menyapaku
memberi sebongkah rindu dan sepotong senyummu, aku bergegas menerima
aku menikmatinya
perlahan,
sendirian.
pada jendela,
semula aku enggan di hadapannya
kini ia mendengar dari segala gerutuku
;tentangmu.
"ternyata, rindu adalah perpisahan paling nyata," gumamku.
"obat dari segala rindu adalah penyatuan dan kesatuan, bukan pertemuan," terangku.
jendela setia mendengar
sementara hujan semacam kurir pos yang bersedia mengantar pesanan dan kiriman
hujan tidak tahu berapa kekuatan gejolak rindu ataupun seberapa dalam,
hujan hanya tahu menyampaikan salam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!