Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bukan Cuma Kemelaratan, Tetapi Juga "Badai Kelelahan" Dialami Gen-Z (1/2)

23 Juni 2024   19:48 Diperbarui: 26 Juni 2024   13:24 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI "badai kelelahan" dialami Gen-Z | by Freepik via Kompas.com

Kita semua tahu orang-orang memalsukan realitas dalam sosial media, kemudian kita sendiri mencoba mengikuti hal semacam ini dengan memposting sesuatu, tetapi entah bagaimana kegiatan ini justru terasa tidak bisa dibenarkan.

Kamu mengetahui dirimu berbeda, antara dirimu di luar kamar ketika bersama teman dan keluarga dengan dirimu dalam ruangan di mana tidak ada seorang pun melihat, di mana cuma gadget tersisa dalam genggaman. 

Meskipun sindrom impostor ini bisa dibilang lumrah, tetapi dalam sebagian kasus sindrom ini menimbulkan kelelahan luar biasa. Benar, karena ini juga kutipan "berpura-pura kuat melelahkan" pernah menjadi satu fenomenal.

Stres finansial

Ketika berada di antara 20 dan 35 tahun, sebagian besar dari kalian boleh jadi mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan, atau lebih tepat lagi berhenti mengejar pembelian dalam nominal fantastis semacam membeli rumah.

Tidak ada kesalahan dari generasi ini, tetapi cara manusia dalam menjalani hidup sekarang sudah berubah, beberapa produk dengan harga terjangkau justru dirancang untuk membuat ketersenjangan semakin tinggi. 

Meskipun, kita semua tahu akan hal ini, tetapi tidak menghentikan gen-z untuk membeli kopi setiap pagi, mereka mengerti produk semacam ini mahal dan tidak sehat secara finansial, tetapi entah bagaimana tetap terus berada dalam lingkaran ini. Benar, ini bukan sebatas tentang kopi.

Majelis Lucu/Youtube.com
Majelis Lucu/Youtube.com

Flex culture

Kita semua mengenal "flexing", di mana tidak ada orang mengalami kebahagiaan atau kepuasan dalam bersosial media. Mereka mengerti sudah terjerembap dalam lubang semacam ini, tetapi tetap tidak mau keluar karena kebutuhan ego mereka untuk terus terlihat lebih baik dari orang lain. 

Selain itu, iklan dan media di sekeliling kita juga turut membombardir keberlanjutan "flexing", mereka berganti dengan begitu cepat, tanpa perlu memikirkan kecepatan konsumen dalam mengonsumsi. 

Hal menarik di sini adalah karena mereka tidak memikirkan kecepatan konsumen, kemudian muncul fenomena "FOMO", konsumen ini bukan kelelahan karena ketinggalan, tetapi justru merasa tertantang untuk terus berubah.

Secara keseluruhan, semua masalah ini memang belum pernah terjadi dalam sejarah manusia, tetapi justru karena masalah semacam ini baru, sebagai bagian dari gen-z kita harus merasa tertantang untuk mematahkan semua kemelaratan dan "badai kelelahan" ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun