Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

"Inception", Berdamai dengan Keterbatasan

20 April 2024   16:25 Diperbarui: 29 April 2024   14:30 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadi Komisaris EdTech Cakap, Gita Wirjawan: Kemampuan Bahasa Inggris Tingkatkan Kesejahteraan (Dok. cakap via kompas.com) 

Mengapa harus berdamai dengan keterbatasan? Apakah berarti membiarkan diri kita dalam sana? Bagaimana konsep 'keterbatasan' di sini bisa membantu hidup kita? Apakah cara berdamai dengan 'keterbatasan' masih relevan untuk hari ini dan nanti?

Semua ini merupakan sejumlah pertanyaan yang akan berusaha dijawab dengan pendekatan yang sederhana melalui artikel ini.

Dengan penjelasan yang diperoleh, diharapkan pembaca yang belum mengenal filsafat ini akan mengetahui sekilas tentang 'inception', bahkan -- siapa tahu, bisa terinspirasi untuk mempelajari aliran filsafat ini secara lebih mendalam.

Cerita dari Inception

Pertama, kita tidak boleh mengambil sesuatu dari permukaan, kita harus lebih bersedia untuk menerima sesuatu lebih besar depan mata. Sebab, bagaimanapun kebenaran terlihat hari ini, boleh jadi tidak akan terlalu benar sama sekali.

Merenungkan apa yang sungguhan benar, bisa jadi berkebalikan dengan semua yang ada dalam pikiran kita selama ini, juga bagaimana kita bisa mengetahui perbedaan dari semua ini. Beruntung, terdapat beberapa pedoman untuk menghadapi semua "keterbatasan" di sini.

Salah satu pedoman terdapat pada 'Inception', sebuah film disutradarai oleh Christopher Nolan, salah satu film dengan cerita paling rumit sejauh ini, di mana Leonardo di Caprio dan geng beraksi untuk memasang ide baru dalam pikiran bawah sadar melalui mimpi mereka.

Kemampuan super tak bisa dibantah, mencuri rahasia dari CEO, juga rencana militer dari mimpi seorang presiden. Namun, setelah cukup lama, menjadi sangat sulit untuk anggota dalam tim Leonardo membedakan antara mimpi dengan realitas, atau bahkan beberapa sudah menerima mimpi sebagai realitas.

Keseluruhan film berisi oleh orang-orang hidup dalam dunia mimpi, meyakinkan mereka bahwa mimpi di sini sama dengan dunia nyata, sebab semua keinginan mereka bisa tercapai di sana. 

Namun, ini jelas berbeda dengan orang-orang di dunia nyata, mereka cuma melihat tubuh tertidur di sana, melihat orang-orang yang mengejar realitas yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun