Sebelum pertandingan, garuda muda bisa dibilang cukup dirugikan, semua banding sudah diajukan untuk kartu merah kemarin, tidak diterima oleh panitia. Terlebih, dua pemain ditangguhkan merupakan pemain berperan signifikan dalam lapangan, Ivan Jenner dan Ramadhan Sananta.
Lebih jauh lagi, kondisi mental tim ini bisa dibilang tidak baik-baik saja, keputusan-keputusan ganjil pertandingan kemarin jelas masih membekas di sana. Belum lagi, beberapa pemain yang menunjukkan kekesalan secara terbuka di sosial media.
Selain itu, garuda muda juga harus menang, hampir mustahil untuk tim masih bisa lolos 16 besar dengan dua kekalahan, atau satu kalah dan dua imbang. Tak terbantahkan ada tekanan di sana, terutama dari media Qatar.
Sementara itu, timnas Australia muda juga tak bisa dikatakan superior, mereka gagal menang atas Yordania, bahkan setelah bermain melawan 10 menang. Secara fisik tak bisa dipungkiri mungkin lebih baik, tetapi kualitas tak bisa dibantah tidak kalah.
Terlepas dari semua, garuda muda sudah mempersiapkan semua luar biasa, Kelly Stroyer diberikan kesempatan, Rafael Struick bisa bermain dari kiri, juga Nathan Tjoe A On sudah bisa dimainkan dari awal pertandingan.
Potongan terakhir, seorang Justin Hubner juga sudah terlihat di bangku cadangan.
Tahu dan tempe dalam piring
Pertandingan dimulai dengan dominasi Australia muda, bermoda fisik lebih besar bisa dipahami mereka bisa menekan menit-menit pertama. Namun, semua ini tak bertahan lama, garuda muda tak lagi demam panggung, meski tak langsung ambil dominasi, tetapi semua permainan lebih tertata rapi di sana, terutama lini pertahanan.
Dua pemain liga 1, Komang Teguh dan M. Ferrari betulan menunjukkan perkembangan, jauh lebih baik dibandingkan dengan laga pertama. Selain itu, keberadaan Nathan Tjoe A On yang selalu vokal di atas lapangan juga tak bisa dibantah sangat berpengaruh di sana.
Menit 22', kesialan menimpa garuda muda, bola mengenai tangan Komang Teguh dalam kotak terlarang, penalti untuk mereka. Namun, kiper Persebaya Surabaya, Ernando Ari berhasil 'step-up his game' sempurna menyelamatkan tendangan dari putih ini.
Setelah ini, garuda muda mulai mengambil dominasi, tetapi beberapa pemain tampak terlalu egois atau tidak mengenal istilah 'umpan', terutama Witan Sulaiman, sudah beberapa pertandingan selalu mencoba gocek-gocek atau memaksa penetrasi dari tengah lapangan.Â