Sebagai bagian dari makhluk hidup di bumi, kita manusia sudah mengamati konstelasi bintang untuk waktu yang lama. Semua ini tak bisa dipungkiri cukup menghibur kami, terlebih langit dipenuhi dengan bintang, juga membentuk pola-pola konstelasi. Meski, kehidupan masa kini dibutuhkan usaha lebih untuk menikmati semua ini.
Di samping itu, kelakuan kami sebagai makhluk bumi, terus-terusan melukai keasrian dari bumi juga membuat konstelasi semakin sulit tampak, dibutuhkan kejar-kejaran teknologi alat teropong untuk bisa menikmati rasi-rasi bintang.
Bagi penikmat alam, kesulitan mengamati konstelasi tentu bisa dianggap kerusakan.
Di sini kami akan dengan senang membahas mulai dari seberapa jauh kemampuan mata telanjang, mengapa semua bisa terjadi, hingga bagaimana usaha sudah dilakukan oleh manusia sebagai makhluk bumi untuk mencegah semua kerusakan.
Sejauh mana mata telanjang?
Mata kita sendiri bisa mengamati ribuan bintang di langit sekaligus, tetapi tidak dengan tingkat sinar dan warna asli bintang-bintang yang beragam. Semua perbedaan ini mungkin terjadi sebab jarak benda langit terlalu jauh dari sini.Â
Sebagai tambahan, Alpha Centauri merupakan bintang terdekat dari Bumi berjarak tak kurang 4,3 tahun cahaya, berwarna kuning agak ke oren-orenan.Â
Namun, mengamati dari sini menggunakan mata telanjang terlihat putih bersinar, ini juga berlaku untuk semua bintang. Mereka semua terlihat putih, meski sebenarnya cukup beragam.
Terlepas dari semua ini, jarak jauh mata telanjang bisa menikmati bintang di langit juga bergantung akan beberapa hal lain seperti kondisi penglihatan, tingkat polusi cahaya, ketinggian, juga waktu.
Secara umum, mata telanjang sehat di langit malam gelap dan bebas polusi bisa melihat bintang hingga jarak sekitar 6.500 tahun cahaya. Bintang paling redup bisa kita amati dari sini memiliki magnitudo sekitar 6,5.Â
Bintang Sirius tak terbantahkan salah satu paling populer memiliki magnitudo -1,46, merupakan angka cukup tinggi. Dari sini kita memahami mengapa bintang satu ini terlihat begitu bersinar.