Selain itu, interaksi dengan warga lokal tentu menuntut mereka untuk bisa memahami bahasa. Masalahnya, tidak semua pemain bisa berbahasa arab yang aksaranya berbeda.
Untuk menambah kekacauan, mereka tidak datang ke Saudi sendiri. Sebagai pemain sepakbola profesional tentu mereka membawa keluarga bersama.
Melihat bagaimana pemain gagal adaptasi dengan bayaran tinggi, pasti kehidupan di sana sudah tak bisa dijadikan kompromi. Ini bukan hanya soal pemain, tetapi juga keluarga yang dibawa.
Secara mengejutkan tuntutan tinggi masih ada di sini
Seperti yang kita tahu, pemain yang bermain di sini mayoritas tidak berada di level produktif. Mereka hanya butuh tempat untuk menghabiskan karier dengan mewah.
Di atas kertas, liga utama Saudi memang tidak kompetitif selayaknya liga top Eropa. Meski, dengan sejumlah pemain masuk, jarak keduanya masih jauh.
Namun, untuk beberapa pertandingan bisa dibilang sama disorotnya dibandingkan dengan laga besar yang terjadi di daratan Eropa.
Salah satunya, laga antara Al-Itihad kontra Al Nassr (27/12). Di mana Cristiano bertemu Benzema, kedua pemain yang pernah menjadi duo terbaik Eropa untuk waktu yang lama.
Sekarang, keduanya bertemu membela sisi yang berbeda. Tentu, pertandingan ini mengundang perhatian berbagai media. Boleh jadi pertandingan paling bergengsi sepanjang sejarah liga.
Pertandingan itu berakhir dengan kemenangan telak 5-2, dimenangkan Al-Nassr. Penggemar Al-Ittihad ternyata tidak menerima kekalahan dengan baik, Benzema salah satu korbannya.
Didatangkan dengan label pemenang ballon d’or, pemain dengan bayaran tertinggi di klub. Tentu, ekspektasi penggemar besar kepadanya.