Prolog
Merebaknya virus Covid-19 yang kemudian dikenal dengan istilah virus Corona di berbagai daerah di Indonesia memberikan dampak yang sangat signifikan. Muncul berbagai tanggapan dalam menghadapi beredarnya virus tersebut, mulai dari perburuan masker dan handsanitizer, penutupan beberapa tempat wisata, sebagian daerah yang menerapkan fase karantina dalam jangka waktu tertentu, kampanye social distancing, dan lain sebagainya.Â
Salah satu kebijakan yang muncul di dunia pendidikan adalah mengenai arahan untuk meliburkan lembaga pendidikan berupa sekolah dan perguruan tinggi, serta menggantikan kegiatan belajar mengajar yang awalnya di sekolah/kampus menjadi di rumah melalui media daring.
Penerapan kegiatan belajar mengajar melalui media daring ini diterapkan di berbagai tingkatan lembaga pendidikan, melalui berbagai "ruang kelas" online yang telah dipersiapkan oleh para pengampunya. Mulai dari pemanfaatan media daring yang memang sudah disiapkan oleh lembaga, khususnya untuk tingkatan perguruan tinggi yang mayoritas memiliki ruang tersendiri.Â
Namun, untuk tingkatan sekolah, selain yang memiliki media khusus juga memanfaatkan media daring yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat, seperti misalnya WhatsApp, Youtube, atau bahkan kombinasi dari beberapa media untuk mendukung kelancaran dalam pembelajaran secara online.
Fasilitas ruang-ruang belajar secara daring juga muncul dan dipersiapkan oleh beberapa bimbingan belajar daring, seperti Ruang Guru, Zenius, dan lain sebagainya. Bahkan beberapa diantaranya juga bekerjasama dengan operator seluler atau penyedia layanan akses internet dengan memberikan bonus berupa paket kuota dengan batasan tertentu.Â
Selain itu, beberapa pihak pun juga mulai meluncurkan program atau aplikasi pembelajaran secara daring yang dapat mendukung berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di tengah masa "libur" panjang akibat adanya wabah Covid-19.
Namun, keberadaan berbagai fasilitas yang tersedia tersebut, muncul permasalahan lain yang justru merupakan yang paling urgent, yaitu adalah tahap eksekusi dari pembelajaran melalui daring tersebut.Â
Salah satu problem yang muncul adalah penerapan yang dilakukan secara tiba-tiba, sehingga diperlukan waktu untuk adaptasi bagi pengajar ataupun pelajar. Selain itu, bagi yang jarang, atau tidak pernah menerapkan "kelas" online ini tentunya akan mengalami kesulitan untuk menetapkan aturan mainnya, sehingga berdampak pada kurang efektifnya pembelajaran dan malah berganti dari pembelajaran bermediakan daring, menjadi TUGAS bermediakan daring.
Beberapa curhatan dari para golongan pelajar seringkali bertebaran dan mudah sekali ditemukan, bahkan oleh penulis sendiri. Sebagian besar mengeluhkan mengenai tugas yang datang berjibun dalam jangka waktu satu hari, yang dinilai membosankan dan menyebalkan. Beberapa diataranya malah memilih untuk tidak mengerjakan tugas yang diberikan, atau tetap mengerjakan dan mengumpulkan walaupun terlambat dari batas yang diberikan.
Pembelajaran Melalui Media Daring