Mohon tunggu...
Hafid Kurrachman
Hafid Kurrachman Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Saya adalah kepribadian yang sangat teliti, jujur, dan pekerja keras.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Opini Features" Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Dalam Pengelolaan Sampah Anorganik di Dusun Ketegan

18 Januari 2025   23:55 Diperbarui: 19 Januari 2025   00:29 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu-ibu PKK Desa Karangkuten sedang mampratikkan cara menghias tempat alat tulis dari botol plastik bekas. (Sumber: Dokumentasi KKN UNTAG SURABAYA)

Penumpukan sampah merupakan permasalahan utama yang terjadi di Dusun Ketegan. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan khususnya dalam pengelolaan sampah menjadi sorotan utama bagi Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dalam menentukan program kerja untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program ini dilaksanakan dengan tujuan agar masyarakat lebih sadar akan pengelolaan sampah khususnya sampah Anorganik, seperti botol plastik, sedotan plastik, dan sebagainya, untuk diolah menjadi barang hias ataupun menjadi barang serba guna lainnya.

            Pemilahan dan pengolahan sampah adalah langkah penting dalam pengelolaan limbah untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Proses ini melibatkan pemisahan sampah berdasarkan jenisnya serta pengolahan lebih lanjut untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Peran masyarakat dalam pemilahan dan pengolahan sehingga pastisipasi masyarakat sangat penting dalam kebersihan lingkungan. Masyarakat desa memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah karena mereka sering berada di dekat sumber daya alam yang membutuhkan perlindungan dari dampak limbah. Pengelolaan dan pemilahan sampah yang efektif tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara keseluruhan.

Lewat program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, masyarakat didorong untuk lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah. Fokus utama program ini adalah memberdayakan ibu-ibu PKK dalam memanfaatkan limbah botol plastik yang melimpah di lingkungan mereka. Dengan pelatihan sederhana, limbah yang biasanya berakhir di tempat pembuangan kini berubah menjadi barang bernilai guna. Ibu-ibu PKK tidak hanya diberi pelatihan teknis untuk mengubah botol bekas menjadi tempat Alat Tulis Kantor yang estetis, tetapi juga diajarkan cara menjadikan kerajinan ini sebagai peluang bisnis.

Tahap awal program ini adalah memberikan sosialisasi kepada ibu-ibu PKK mengenai pentingnya pengelolaan sampah anorganik dan potensi pemanfaatan botol bekas. dijelaskan juga secara detail mengenai prograam pembuatan tempat Alat Tulis Kantor (ATK) dari botol bekas, termasuk tujuan, manfaat, dan tahapan pembuatannya. Proses pembuatan kerajinan ini melibatkan langkah-langkah sederhana yang mudah diikuti, bahkan oleh pemula. Botol plastik yang sudah tidak terpakai dibersihkan, dipotong sesuai desain, lalu dihias dengan tali hias, sedotan bekas dan diberi hiasan lain yang dapat mempercantik tampilannya. Hasil akhirnya adalah tempat alat tulis yang unik, cantik, dan memiliki daya tarik untuk dipasarkan.

Langkah kecil ini membawa dampak besar. Pertama, lingkungan Dusun Ketegan menjadi lebih bersih karena sampah plastik tidak lagi terbuang percuma. Dengan demikian, jumlah sampah anorganik yang terbuang ke lingkungan dapat berkurang secara signifikan. Kedua, hasil kerajinan ini memiliki potensi untuk menjadi sumber tambahan penghasilan bagi masyarakat. Tempat alat tulis kantor yang dihasilkan memiliki nilai estetika yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan untuk dijual sebagai produk kerajinan di pasar lokal atau melalui media sosial.

Melalui keterlibatan aktif masyarakat, diharapkan Dusun Ketegan menjadi inspirasi oleh warga lain dalam pengolahan sampah anorganik. Keberlanjutan program ini sangat bergantung pada komitmen masyarakat untuk terus mengolah sampah anorganik menjadi barang bernilai guna. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, masyarakat Dusun Ketegan diharapkan dapat menjadi contoh desa yang berhasil mengelola sampah secara kreatif dan berkelanjutan. Melalui kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat setempat, diharapkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan lingkungan dapat terus tumbuh dan berkembang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun