Saya mendengar kabar dari kolega dan sahabat dari kcamatan Pragaan, baik melalui telepon maupun e-mail, bahwa tanggal 4 s/d 6 Desember 2013 Bapak SBY, Presiden RI, akan datang ke Madura (Khususnya Sumenep), melihat kerajinan di Gedung Adhi Poday, dan acara makan malam di Pendopo Sumenep dan acara tatap muka dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat dilanjutkan istirahat malam di pendopo.meninjau cagar Budaya Asta tinggi.
Awalnya saya tidak mempercayai kabar tersebut, namun setelah saya melakukan pengamatan secara lebih mendalam, sepertinya kabar tersebut memang benar adanya. Wah, saya tentu sangat senang karena kapan lagi bisa menemui media massa nasional? dan bertemu beliau walupun cuma melintas di Kecamatan Pragaan.
Jujur, saya bukan senang karena kedatangan Pejabat pentingnya, tapi saya lebih senang terhadap dampak yang dihasilkan oleh kedatangan pejabat tersebut. Misalnya, kedatangan media massa nasional, yang memberi saya kesempatan untuk melihat presenter Televisi dan yang terpenting adalah saya memiliki peluang untuk ‘tampil’ di tv (narsis!) nasional.
Ada kebiasaan lain di Indonesia, khususnya di tempat saya khususnya sumenep (contohlach Pak bupati Ki busyro datang KeKecamatan pragaan Luar biasanya camat sering dikenal Tole berbenah dikecamatan) itu juga terjadi pada saat menjelang kedatangan pejabat penting, semacam Presiden dan jajarannya, yaitu perubahan yang sangat mencolok terhadap kondisi jalan raya. Bagaimana maksudnya? Begini; di tempat saya, setiap kali akan ada pejabat besar datang, selalu nampak kesibukan luar biasa, khususnnya di sepanjang jalan yang akan dilalui pejabat tersebut khususnya Kecamatan Pragaan, hm…. Jalannya diperbaiki sudah 1 bulan dan memasuki tahap finishing. Mulus luar biasa…
Mulai dari pengecatan pohon-pohon sepanjang jalan, pembenahan rambu-rambu jalan, pelebaran jalan 1 meter ke kanan, kekiri dan yang paling jelas adalah perbaikan jalan yang akan dilalui. Inilah keuntungan lain dari adanya kunjungan pejabat penting ke daerah. Padahal, seharusnya Presiden atau pejabat tinggi apapun yang lainnya, dibiarkan saja menemui kenyataan bahwa begitulah keadaan jalan yang sebenarnya di daerah.
Sebagaimana pernah saya impikan, saya  Merindukan Jalan Yang Mulus, kondisi jalanan di daerah saya cukup memprihatinkan dan sangat miris. Namun, seiring dengan akan hadirnya Bapak Presiden yang Terhormat, kesibukan-kesibukan perbaikan jalan dengan alat-alat berat yang sesungguhnya, sudah mulai nampak beberapa minggu terakhir
Lihat saja Hasilnya, beberapa hari menjelang kehadiran Pak SBY (04/12), semua jalan di daerah saya (yang akan dilalui SBY) telah bermetamorfosis alias bertranformasi menjadi jalan yang sangat mulus, dengan rambu-rambu marka jalan yang jelas dan lengkap. Sama sekali tidak ada lubang jalan yang berarti, dan kalaupun ada sedikit jalan yang bergelombang, tentu tidak akan dirasakan oleh Mercedes Benz S Class nya Pak SBY. Saya tidak akan berpanjang lebar membahas kedatangan SBY di daerah sumenep, tapi saya akan lebih mengkritisi kebiasaan ‘buruk’ pejabat daerah setingkat camat Pragaan, Bupati Sumenep mungkin juga terjadi di daerah lainnya yang selalu memoles daerahnya dengan sedemikian bagus, baik, mewah, seolah tanpa cacat, ketika akan kedatangan pejabat yang lebih tinggi kedudukannya. Tindakan ini, menurut saya, lebih mengarah kepada praktik-praktik ‘menjilat’ karena ada unsur ‘ABS’ (asal bapak senang) belaka. Jika hal ini dijadikan kebiasaan, maka tak ayal tidak ada satupun pejabat di atas yang mengetahui keadaan real masyarakatnya di bawah. Begitu mereka berkunjung, tahunya mereka semua sudah bagus dan pastilah mereka menganggap bahwa pembangunan sudah merata sampai ke pelosok daerah. Mereka anggap jalan yang mulus tanpa lobang adalah memang kondisi real dari jalanan di daerah, padahal kenyataannya kebalikannya dari yang mereka lihat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H