Mohon tunggu...
HafianiMAPWKUniversitas Jember
HafianiMAPWKUniversitas Jember Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Taman Publik sebagai Penyumbang Eksternalitas

9 April 2023   18:48 Diperbarui: 9 April 2023   18:55 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembiayaan untuk suatu kegiatan yang dapat memengaruhi keuntungan atau kerugian untuk suatu lembaga atau individu yang berkontribusi dalam kegiatan atau proyek adalah hal sering terjadi dalam banyak kasus. Namun, ada pula kejadian di mana pihak yang tidak terlibat secara langsung juga mengalami kerugian atau bahkan kerugian dari proyek atau kegiatan tersebut. Hal ini bisa disebut sebagai eksternalitas di mana juga ada beberapa pengertian menurut para ahli, yaitu:

  • Hyman

Pengertian Eksternalitas adalah biaya-biaya atau manfaat-manfaat dari transaksi pasar yang tidak direfleksikan (dicerminkan) dalam harga. Ketika eksternalitas berlaku, pihak ketiga (diluar pihak penjual dan pembeli barang) dipengaruhi oleh produksi atau konsumsi barang tersebut. Manfaat ataupun biaya yag ditanggung pihak ketiga tidak dipertimbangkan oleh penjual dan pembeli barang sehingga menghasilkan eksternalitas.

  • Stiglitz

Pengertian eksternalitas adalah tindakan satu individu atau perusahaan mempengaruhi individu atau perusahaan lain dimana satu perusahaan membebankan biaya kepada perusahaan lain tetapi tidak memberikan kompensasi untuk mereka. Atau alternatif lainnya, eksternalitas adalah dimana satu perusahaan memberikan manfaat kepada perusahaan lain tetapi tidak mendapatkan ganjaran/hadiah karena menyediakannya.

  •  Paul Samuelson

Eksternalitas adalah efek dari suatu kegiatan yang ditimbulkan pada orang lain yang tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Samuelson menyatakan bahwa eksternalitas dapat menyebabkan pasar tidak efisien dan memerlukan campur tangan pemerintah untuk memperbaiki pasar.

eksternalitas positif tentu saja akan membuat pihak ketiga ataupun pihak yang tidak berkontribusi ke dalam kegiatan akan sangat sangat diuntungkan walaupun mungkin di satu sisi ada harga atau pembiayaan yang salah hingga terjadi dampak eksternalitas positif. 

Contoh kasus yang bisa digambarkan adalah di mana jika ada sebuah perusahaan yang membangun fasilitas publik seperti taman publik di depan komplek perumahan yang padat penduduk, maka warga yang tinggal di perumahan tersebut tentu akan datang ke taman tersebut untuk menikmati keindahan taman publik dan juga menjalankan aktivitas bermain ataupun mungkin berolahraga di taman tersebut, meskipun para warga yang menggunakan taman tersebut tidak ikut berkontribusi para warga tetap bisa merasakan manfaat dari taman yang telah dibangun oleh perusahaan tersebut. 

Sehingga dalam kasus ini apa yang dirasakan oleh para warga dapat disebut sebagai eksterrnalitas positif karena mereka merasakan manfaatnya tanpa perlu berkontribusi dalam pembangunan.

Ada kemungkinan pula dalam beberapa kasus yang membuat perusahaan atau pihak-pihak yang berkontribusi di dalam kegiatan atau proyek tersebut tidak mendapatkan keuntungan atau bahkan harus menanggung kerugian akibat adanya eksternalitas positif. Contoh kasus yang mungkin terjadi diambil dari contoh kasus sebelumnya adalah pihak perusahaan harus melakukan perawatan rutin dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang timbul dari kegiatan-kegiatan yang berlangsung di taman publik tersebut, di mana hal ini berarti harus mengeluarkan anggaran lagi untuk mengatasi masalah ini.

 Taman public yang dibangun oleh perusahaan tersebut juga dapat disebut sebagai barang publik jika setelah pembangunan taman publik tersebut rampung taman tersebut diserahkan kepada pihak pemerintah atau dijadikan milik umum, maka dapat dengan sah dikatakan bahwa taman tersebut adalah barang public yang dapak diakses kapan saja dan tidak ada beban biaya yang harus dikeluarkan untuk menikmati taman publik tersebut.

Barang publik sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan siapa saja yang mendanai pembiayaannya tapi juga harus memenuhi karakteristik-karakteristik barang publik itu sendiri. Karakteristik dari barang publik antara lain sebagai barang non-eksklusif yang berarti barang tersebut dapat diakses dan digunakan oleh siapa saja, barang publik bersifat non-rival yang artinya jika barang publik digunakan maka tidak akan terjadi persaingan, kemudian barang publik juga bersifat non-separable yang tidak bisa ditentukan siapa saja yang menggunakan bagian-bagian dari barang publik tersebut.

Penyediaan barang public juga perlu diperhatikan karena biasanya penyedia barang publik adalah dari pemerintah atau organisasi non-profit yang penyediaannya bisa dari pajak ataupun sumbangan dari masyarakat, kemudian yang terakhir adalah eksternalitas itu sendiri yang dapat menguntungkan atan merugikan orang lain yang tidak terkait dengan konsumsi atau penggunaan barang publik.

Walaupun ternyata nantinya ada barang yang telah memenuhi lima karakteristik yang telah disebutkan namun tidak mau atau tidak bisa diklaim sebagai barang publik itu sendiri juga bisa terjadi karena barang publik juga dianggap tergantung interpretasi dan definisi dari masing-masing Lembaga ataupun ahli. Yang mana menurut para ahli, barang publik merupakan:

  • William Baumol

Barang publik adalah barang yang tidak memungkinkan untuk menentukan siapa yang harus membayar untuk penghasilannya dan siapa yang harus menggunakan barang tersebut. Baumol juga menyatakan bahwa barang publik memiliki sifat non-eksklusif dan non-rival.

  • Richard Musgrave

Barang publik adalah barang yang tidak mungkin dihasilkan oleh pasar secara efisien dan hanya dapat dihasilkan oleh pemerintah. Musgrave menyatakan bahwa barang publik memiliki sifat non-eksklusif dan non-rival, sehingga tidak dimungkinkan untuk mengecualikan orang dari mengkonsumsi barang tersebut.

  • Paul Samuelson

Barang publik adalah barang yang sifatnya non-eksklusif dan non-rival. Samuelson mengemukakan bahwa barang publik dapat dikonsumsi oleh semua orang tanpa harus membayar dan tidak akan terjadi persaingan dalam mengakses barang tersebut.

Maka dari pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan yang jelas bahwa barang publik harus memenuhi lima karakteristik yang sebelumnya telah disebutkan di atas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun