Tidak hanya itu, aku akhirnya memutuskan untuk tetap di pare selama 2 bulan lagi untuk belajar UTBK di salah satu bimble di sana yaitu Bias Education. Salah satu bimble dengan progam asrama yang jadwalnya lumayan padat seperti jadwal kresna saat itu.Â
Aku ditemani Zhia, salah satu temanku di Kresna. Karena memang kami sama-sama gab year dan memeutuskan ingin melanjutkan jenjang perkuliahan.Â
Di Bias Education lagi-lagi aku bertemu dengan orang-orang baru. Seperti biasa, awalnya semua terlihat biasa saja, tapi setelah waktu berlalu, canda dan tawa selalu ada di sela-sela kesibukan kita dalam memperjuangkan cita-cita. Kami dengan tujuan yang sama saling mendukung walau banyak lika-liku yang dihadapi.Â
Kegiatan di Bias ini tidak hanya belajar saja, ada kegiatan mengaji bersama, outbond, visit kampus, dan kegiatan menyenangkan lainnya. Di hari sabtu setiap 2 minggu sekali diadakan Try out untuk menguji seberapa paham dan mampu kita dalam mengerjakan soal-soal seperti UTBK. Setelah itu, ada namanya deep evaluation sebuah kegiatan evaluasi atau memperdalam materi yang diujikan di hari sabtu tersebut. Tak terasa 2 bulan pun berlalu, hingga mendekati hari raya idul fitri.Â
Program telah usai, maka itu pertanda aku akan meningkalkan Pare dan seisinya. Sedih yang terasa. Rasanya sudah terbiasa bersama mereka tiba-tiba harus mengungkapkan sampai jumpa. Namanya hidup tentu diisi dengan pertemuan dan perpisahan, kita tetap harus menerimanya.Â
Malam sebelum aku pulang masuk notif di Hp-ku " Fina, tolong keluar sebentar. Aku ada di depan". Itu adalah bunyi pesan yang dikirim oleh seorang lelaki yang merupakan teman kelasku di Bias. Aku keluar pergi menemuinya. Dia berkata " Aku suka sama kamu". Dalam hati "Siapa sangka" Hingga aku tidak bisa berkata-kata.Â
Itu adalah singkatnya pengalaman hidupku selama kurang lebih 4 bulan tinggal di Pare, Kampung Inggris.
*sebutan pare jahat berasal dari kisah-kisah asmara yang mulai atau berawal karena mendapati program kursus yang sama, tapi juga akan usai setelah program usai dan kembali ke kehidupan masing-masing. Mungkin memang tidak semua. Namun, itu juga bisa dalam hal pertemanan. Ketika kita sudah merasa nyaman dengan teman kita di pare tapi karena program usai dan kita harus pulang ke tempat masing-masing sehingga harus berpisah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H