Nasionalisme merupakan suatu paham yang beasumsi bahwa, perbedaan agama, suku, ras, dan lainnya harus bisa dipersatukan dengan rasa saling menyayangi antar sesama, dibawah naungan Negara republik Indonesia. Persatuan antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya sangat menentukan kebehasilan atau kemajuan dari sebuah Negara, jika suatu Negara sudah bisa bersatu maka mustahil perpecahan akan terjadi.
 Pendidikan nasionalisme yang diajarkan disekolah biasanya hanya identik sebatas pengetahuan tanpa ada tindakan selanjutnya,sehingga ini akan mengakibatkan rentan terjadi yang namanya permusuhan, perselisihan, dan perpecahan. Fakta mengenai gejala erosi sikap dan perilaku nasionalisme di kalangan masyarakat (siswa), seperti sikap yang mau menang sendiri, suka memaksakan kehendak, kurang mengakui pihak lain, sikap toleran yang semakin melemah, kurangnya empati dan lain-lainya.
 Sehingga realita yang kita saksikan sampai saat ini memang seperti itu Pada hakakitnya nasionalisme sudah terimplementasikan pada masayarakat tertentu, contohnya saja masyarakat suku sasak yang demikian tinggi menjujung nilai-nilai yang diwariskan oleh nenek moyang mereka contohnya saja budaya Pade Saling Jangoq atau (saling mengunjungi satu sama lain dalam memperkuat tali silaturrahim atau persatuan), yang sampai saat ini masih dipertahankan. Ketika ada tetangga atau saudara yang lainnya mendapatkan musibah masyarakat sasak selalu datang secara beramai-ramai dengan membawa seperti beras, gula, uang dan bentuk materil lainnya yang dianggap bisa sedikit membantu.
 Perbedaan ekonomi, aliran, kepercayaan, tidak lagi di permasalahkan dikalangan kehidupan suku sasak, karena mereka percaya dengan bersatu maka akan terjalin suatu komunikasi dan hubungan yang baik antara manusia satu dengan yang lainnya.
 Budaya Pade Saling Jangoq dianggap sebagai sesuatu yang harus dilakukan oleh setiap masyarakat sasak, dan biasanya orang yang tidak atau jarang terlihat ketika ada saudaranya mendapat musibah biasanya akan mendapat cibiran dari masyarakat setempat, karena di anggap tidak mempunyai rasa kemanusiaan, dan tidak peduli terhadap sesama. Oleh karena itu hadirnya budaya Pade Saling Janguq ini akan melahirkan sikap peduli, perihatin, empati, dan menghilangkan rasa egoism pada diri individu.Â
 Selayaknya budaya Pade Saling Janguq ini dibudayakan oleh setiap siswa, guru maupun sekolah guna mempertahankan nilai-nilai yang terdapat pada budaya pade saling janguq ini. Mungkin bisa memasukannya dalam mata pelajaran PPKn, Agama, Muatal Lokal, dan melalui pesan-pesan moral pada saat KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H