Mohon tunggu...
Haerul Said
Haerul Said Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kesuksesan terbesar adalah sadar dari mana, di mana dan ke mana hendak melangkah haerulsaid14@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

#Nyanyian BBM

26 Agustus 2014   18:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:30 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[sekedar nyanyian]

ketika teriakan akibat harga BBM melonjak naik,
apakah nada teriakan itu begitu merdu atau malah merdu namun tidak nyaring?, duhh...falacy kalimat ini akibat gagal mendapatkan harga BBM yang membuat nyaman semua komponen masyarat,

Ketika subsidi berdefinisi kabur menjadi defisit maka teriakan apalagi yang bisa menjadikannya tak berdefinisi kabur?,

Ketika nyanyian sudah semakin beratnya mengalun beriringan naiknya BBM, mau nyanyi apa lagi?, nyanyian ini saja sudah beratnya bukan main,

Ketika jalan kaki pun diartikan sebagai kelelahan bukan kesehatan, maka dengan naiknya BBM apakah itu adalah obat rindu rakyat saat merindukan mobil keren atau kerinduan rakyat yang tidak berani bermimpi mendapatkan mobil mewah tapi hanya merindukan alat transportasi massal yang nyaman.

Kalau BBM memang takdirnya adalah naik, maka hukum keterbatasan bisa melanda BBM, yaitu semakin tinggi hingga pada taraf maksimalnya akhirnya jatuh juga, seperti sepandai-pandai tupai meloncak akhirnya jatuh juga, kalau BBM jatuhnya sudah pasti tidak seperti si Tupai,

Lalu, ada yang berkata kalau jalan kaki itu sehat, namun sejauh-jauhnya berjalan toh kelelahan juga,
Sungguh kopi susu lebih nikmat daripada menyaksikan BBM merangkak naik, meski begitu bensin bukan minuman mineral...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun