Mohon tunggu...
haerul said
haerul said Mohon Tunggu... Guru - Membaca dan menulis sudah menjadi candu.

Menulis melengkapi bacaan...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Human Insting dan Animal Insting?

15 Juli 2016   19:49 Diperbarui: 15 Juli 2016   19:55 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dalam kamus saya menemukan: 

insting/in·sting/ n1 pola tingkah laku yang bersifat turun-temurun yang dibawa sejak lahir; naluri; garizah; 2Zool kecenderungan pada tingkah laku yang diwarisi dari nenek moyang dan kebiasaan pada binatang jenis tertentu tanpa pengalaman sebelumnya atau tanpa tujuan yang mendasar (seperti pembuatan tempat tinggal yang khas, mendapat dan menyimpan serta mencernakan makan-annya yang mungkin dapat dimanfaatkan pada musim hujan); 3Psi daya dorong utama pada manusia bagi kelangsungan hidupnya (seperti nafsu berahi, rasa takut, dorongan untuk berkompetisi); dorongan untuk secara tidak sadar bertindak yang tepat

Maka, rupanya insting adalah se-paket penciptaan makhluk, seperti binatang juga kita kenal dengan istilah animal insting, dan manusia dalam hal ini juga bisa masuk kategori memiliki insting seperti binatang, misalnya insting mencari pasangan untuk menyalurkan syahwatnya, pada binatang juga ada, kalau lapar juga bukankah insting itu bekerja?, jadi antara manusia dan binatang ada kesamaan dan juga ada perbedaan, sama-sama ada insting yang umum, seperti makan, syahwat. namun dalam hal berpikir sangat berbeda, binatang tidak ada, apalagi kita tidak mendapati binatang menulis kreatif dan inspiratif. Kalau manusia mau jadi binatang itu sangat mudah, namun kalau binatang mau menjadi manusia tidak bisa. Manusia dan binatang sama-sama punya insting. 

Dan menurut saya bahwa menulis bukan persoalan insting saja atau mungkin tidak melibatkan insting?, karena untuk tulisan yang bagus banyak hal yang dibutuhkan dan itu adalah ide, kreatifitas, teknik meramu kata hingga menjadi kalimat yang indah, dan tentunya visi juga misinya. Memang kalau melihat fenomena sekarang asalkan seseorang bisa baca tulis secukupnya dan dilengkapi gadget serta paket internet maka "nafsu menulis" bisa tak terkontrol, dan kita lihat tulisan-tulisan seperti itu bisa dibilang "kacau" sebab tergesa-gesa ingin melampiaskan apa yang mengganjal dalam dirinya, dan bisakah ini dibilang insting juga? belum lagi kaidah-kaidah penulis "out of the box", hehehe...meskipun itu jujur diungkapkan tanpa ada sensor namun efeknya bisa ke persoalan hukum-menghukum. 

Selain menulis, dalam bidang lain seperti desain grafis, arsitektur, fashion, dan sebagainya bukan semata-mata membutuhkan insting, kalau yang dimaksud insting disini adalah kecermatan melihat suatu pekerjaan agar maksimal hasilnya, bahkan seorang marketing pun mencari mangsanya bukan cuma insting tapi mengumpulkan data-data calon pelanggan atau survei pasar. 

Dan apakah insting ini bisa bersama dengan kesadaran ataukah ia terjadi tanpa perlu bersama kesadaran?, sehingga bisa dikategorikan sebagai paket saat lahir yang bukan penentu apakah manusia bisa berkreatifitas dengan berbagai bidang atau tidak?. dan apakah insting ini bekerja dengan akal ataukah  ia adalah naluri saja seperti magnet?, seperti saat lapar langsung makan ketika makan tak perlu menggunakan akal cukup insting memerintahkan mengunyah makanannya. 

O ya, ada lagi, yaitu pada saat kecil dulu waktu belajar mengeja huruf-huruf apakah yang bekerja insting? , Mmhhh...apapun itu, untuk melahirkan tulisan yang bermutu seperti tulisan yang saya tanggapi ini butuh pengalaman yang runut, analisa, kerja akal yang maksimal, dan latihan-latihan sehingga menjadi penulis yang handal. 

Antara perasaan dan akal kadang terjadi kontradiksi saat ingin menulis, maka untuk menghasilkan tulisan yang mengalir dan lancar tentulah dibutuhkan kejujuran, tapi ini juga bisa berbahaya jika pembaca memahaminya dengan bentuk yang berbeda alias kontras, maka mau tak mau tulisan dari seorang penulis direvisi dan memikirkan efek-nya kelak. ini menurut saya loh. hehehe..

salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun