Mohon tunggu...
Haeril Halim
Haeril Halim Mohon Tunggu... -

Pikiran kita memang bukan pikiran orang lain. Tapi semakin tumbuh pribadi kita, semakin pikiran kita mewakili pikiran banyak orang......\r\n\r\n\r\n\r\nLAHIR DAN BESAR DI POLEWALI, SULAWESI BARAT.......\r\n\r\nALUMNI SASTRA INGGRIS UNHAS, FOKUS LINGUISTIK.......\r\n\r\nALUMNI INTERNATIONAL ENGLISH LANGUAGE STUDY PROGRAM (IELSP) 2009 OHIO UNIVERSITY, ATHENS, OHIO, AMERIKA SERIKAT....\r\n\r\nSEKARANG (2011-2012) MENNGIKUTI COMMUNITY COLLEGE INITIATIVE PROGRAM (CCIP) DI PIERCE COLLEGE, WASHINGTON STATE, AMERIKA SERIKAT, FOKOS STUDI MEDIA DAN KOMUNIKASI....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kritikan dan Pujian adalah persoalan substansi

16 Oktober 2012   22:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:46 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah ada seorang teman bertanya, mana yang lebih penting pujian atau kritikan?

Jika menjawab secara awam maka kemungkinan pujian itu penting karena bisa membuat orang-orang pada umumnya senang, sebaliknya kritikan biasanya akan membawa sedikit gesekan rasa yang kadang sukar kita terima. Itu secara awamiah.

Setingkat lebih tinggi dari itu adalah jawaban yang lebih akomodatif yang mengatakan bahwa keduanya penting. Pujian penting karena bisa memberi motivasi tambahan ketika kita sedang “down” terbombardir oleh kritikan? Tapi yang menjadi pertanyaan adalah ketika yang terjadi sebaliknya, kita mendapat pujian kemudian kita mendapat kritikan yang tajam yang membuat kita “down”. Fase ini memang adalah fase yang rawan. Maka apabila pujian yang kita dapat itu terlalu “manis” maka bisa jadi kita terbuai dan mengabaikan pesan dari sebuah kritikan yang datang setelahnya. Intinya dalah fase ini kebijaksanaan dalam menyikapi keduanya adalah sangat penting.

Yang terakhir adalah fase yang dimana sangat megapresiasi kritikan dgn porsi yang sangat menonjol ketimbang pujian. Bisa jadi orang yang berada pada tahap ini tidak merespon sebuah pujian sama skali dan lebih fokus terhadap kritikan. Dasar berfikirnya apa? Dasar berfikirnya adalah pujian itu lahir dari sebuah olah fikir yang sangat sederhana atau bahkan ada yang mengatakan tanpa berfikirkan orang bisa memberikan pujian kepada kita, buktinya pujian itu bisa datang secara spontan dari orang lain. Sedangkan kritikan lahir dari sebuah proses berfikir yang kompleks. Tidak ada kritikan yang datang secara spontan, yang datang secara spontan yang kadang dianggap sebagai sebuah kritikan adalah sentimen atau sinisme, keduanya harus diabaikan sepenuhnya krn tdk akan memberikan manfaat apa-apa jika meresponnya.

Kritikan dan pujian adalah persoalan substansi, substansi yang mana yang lebih berkontribusi terhadap perkembangan diri kita secara pribadi maka fokuslah lebih terhadap substansi tersebut. Bukankah mereka yang menjadi bisa lebih baik hari ini daripada hari kemarin adalah mereka yang beruntung?

Terima kasih,

Makassar, secangkir kopi tanpa rokok

HH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun