Cinta, ya cinta!!! Ya that's right, itulah cinta. Cinta kadang membuat orang tertawa, sedih, menangis, bahkan cinta bisa berujung kematian yang tak termaknai sebagai sebuah kematian oleh orang yang dimabuk cinta. Cinta itu tak bisa dibendung, air mata kadang mengalir dengan sendirinya tatkala mengingat cinta itu sendiri, bahkan saya yang sekarang ini lagi menulis tentang cinta tidak tahu kenapa tiba-tiba air mata ini serasa ingin keluar untuk menyambut sang cinta padahal sebenarnya tidak ada niat untuk mengingatnya apalagi mengenangnya karena cinta itu tidak untuk cukup untuk dikenang dengan meneteskan air mata. Beribu bahkan berjuta buku, novel, syair-syair yang terinspirasi karena cinta, bahkan cinta itu sendiri tidak pernah bermaksud untuk membuat orang menangis, menulis puisi, atau mendekatkan seseorang dengan kematian. Tidak percaya, tanyalah kepada cinta, saya yakin cinta tidak akan pernah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kita karena kita ini kasar sedangkan cinta itu sangat halus tanpa cacat sedikitpun, tapi toh kenapa cinta bisa menyebabkan seseorang sakit padahal dia itu suci dan bersih. Mungkin itulah pertanyaan klasik yang mungkin tak dapat dijawab oleh sang pecinta. Manusia telah berbuat banyak demi cinta, tapi pernahkah kita sadar apa yang telah cinta perbuat kepada kita? Saya pun tidak bisa semudah itu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Benarkah cinta itu memiliki ataukah termiliki? Mungkin kalau kita menanyakan kepada seseorang apakah cinta itu memiliki atau termiliki? Umumnya mereka akan menjawab ya pasti dong cinta itu memiliki. Simak baik-baik "cinta itu memiliki", kalimat tersebut secara linguistik tidak ada salahnya karena sudah tersusun dengan baik strukturnya. Tapi coba lihat dari segi semantik maknanya, sepertinya ada yang ganjal. Cinta itu suci sedangkan manusia itu sangat sulit untuk tetap suci bahkan manusia sering yang menodai cinta tapi cinta yang murni tak akan pernah ternodai karena cinta itu hakikatnya suci bersih sedangkan manusia kadang suci dan kadang juga sangat tidak suci. Jadi kalau disimpulkan manusia tidak sejenis dengan cinta, sangat jauh berbeda. Tapi toh kenapa manusia selalu mengatakan bahwa cinta itu memiliki? Menurut hemat saya cinta itu tidak memiliki apa-apa (selain kesuciannya sendiri), tapi menusialah yang selalu sok untuk memiliki cinta bahkan mungkin jika diberi pilihan kepada cinta mungkin cinta tidak akan pernah mau untuk memiliki manusia karena manusia itu egois. Jadi berdasarkan penjelasan diatas, apakah cinta itu memiliki atau termiliki. Silahkan putuskan sendiri. Thanks.
Salam,
Haeril
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H