Mohon tunggu...
haerawati idris
haerawati idris Mohon Tunggu... -

Staf pengajar bagian administrasi dan kebijakan UNSRI-Palembang

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pendidikan sejak dalam Kandungan

20 April 2014   12:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:27 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika saya diajak oleh seorang yang baru saja saya kenal untuk menginap di rumahnya. Entah mengapa, saya kemudian mengiyakan ajakan itu. Dalam hati berbisik, pelajaran apa yang akan saya dapat hari ini? Kami pun tiba di rumah beliau sore hari. Ibu yang terlihat dengan pakaian sederhana dan senyum selalu menghiasi wajahnya. Ketika tiba di rumah beliau, terlihat pandangan rumah yang luas nan indah. Beliau memiliki satu putri dan tiga putra. Memasuki rumah belliau, ada kedamaian di dalamnya. Salam dan sapaan dari anak-anaknya memperlihatkan mereka di didik dengan etika dalam berinteraksi dengan orang lain. Di ruang tamu dan kamar tertata dengan bersih dan teratur. Pemandangan yang membuat kita damai dibuatnya. Ada ketenangan dan kesejukan di dalam rumah ini.

Apakah ini yang disebut rumahku surgaku? Di dalam rumah terjadi komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Tak ada suara dan kata yang kasar terdengar di dalamnya. Waktu margib pun tiba. Adzan telah memanggil. Terlihat bapak, ibu dan anak berkumpul di ruang tengah melaksanakan sholat magrib berjamaah. Doa dan sholawat terdengar setelah sholat tersebut. Sungguh jarang mendapati kondisi seperti ini. Keluarga menjadi tempat saling berbagi dan mengingatkan dalam beribadah. Pasca sholat magrib, masing-masing anak kembali ke kamar masing-masing untuk meneruskan tilawah masing-masing. Sang ibu pun, ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Keluarga pun kembali berkumpul dan berbincang saat makan malam. Suasana yang hangat dan menggembirakan. Satu kebiasaan yang membuat saya iri setelah mengetahui keluarga ini memiliki kebiasaan puasa. Bapak ibu memiliki kebiasaan shaum senin kamis dan anak dengan kebiasaan shaum daud. Hal ini menjadikan mereka sehat. Jarang diantara mereka yang sakit, namun selalu kuat dengan berpuasa. Anak yang tua hingga yang bungsu memiliki kebiasaan sholat tepat waktunya. Penasaran hati ini melihat keindahan dalam rumah ini menggelitik saya untuk bertanya mengapa anak-anak mereka sholeh semua padahal mereka tidak sekolah di sekolah berbasis islam. Menurut ibunya, mereka didik dan dikenalkan islam sejak dia dalam kandungan. Dikenalkannya tentang islam dan nilai-nilai moral. Akibatnya anak- anak ibu itu cerdas dalam ibadah maupun di sekolah. Juara satu menjadi langganan bagi anak-anaknya. Sungguh luar biasa ibu tersebut, tak kenal kata menyerah dalam hidup. Beliau menjadikan setiap kegiatan menjadi ibadah. Tak ada pembantu, semua dilakukannya sendiri. Tak ada kata lelah dalam mengurus rumah, anak maupun pekerjaan di kantor. Sungguh nikmat kehidupan ibu itu..

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun