Mohon tunggu...
Haendy B
Haendy B Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Football Anthutsias

mengamati dan menulis walau bukan seorang yang "ahli" | Footballism

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Langkah Kuda Mahathir yang Kokoh Menjadi Tak Berdaya

3 Maret 2020   21:24 Diperbarui: 4 Maret 2020   06:24 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahatir Dan Anwar (tribunnews.com)

Menjelang masa pelengseran Najib Razak, Mahathir mendirikan partai baru yakni Partai Pribumi Bersatu. Mahathir jadi ketua Dewan Pembina, Muhyiddin menjadi ketua, tapi partai yang didirikan Mahathir hanya bisa mendapat 26 kursi sehingga tak bisa dominan diparlemen. Kondisi ini menyebabkan harus berkoalisi dengan partai yang bukan UMNO, jadilah koalisi pakatan harapan sebagai kendaraan kekuasaan.

Muhyiddin memiliki ayah seorang kyai keturunan Bugis, Sulawesi dan Ibunya seorang wanita Jawa, Ketika menjadi menteri pendidikan Malaysia Muhyiddin menghapuskan penggunaan Bahasa Inggris di sekolah negeri. Sebelum itu bahasa Melayu memang sudah menjadi bahasa pengantar di sekolah. Namun khusus untuk pelajaran science dan matematika masih harus disampaikan dengan bahasa Inggris. Muhyiddin yang menggantinya dengan Bahasa Melayu.

Muhyiddin sudah menjadi anggota DPRD Johor saat masih muda, waktu itu Muhyiddin menjadi Ketua Pemuda UMNO Johor. Lalu menjadi Ketua Pemuda UMNO Malaysia tidak lama setelah lulus dari Universitas Malaysia. Untuk menjadi perdana menteri di Malaysia, haruslah berlatar belakang anggota dewan, dan maka syarat ini sudah bisa dipenuhi Muhyiddin untuk menjadi Perdana Menteri Malaysia.

Muhyiddin juga pernah menjadi Menteri Besar (setingkat gubernur di Indonesia) untuk negara bagian Johor. Karir politiknya di UMNO terus melejit. Sampai mencapai wakil ketua umum. Itu yang membuatnya otomatis menjadi wakil perdana menteri kemudian menjadi Perdana Menteri per 1 maret 2020 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun