Mohon tunggu...
Haendy B
Haendy B Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Football Anthutsias

mengamati dan menulis walau bukan seorang yang "ahli" | Footballism

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Presiden Jokowi Sudah Membangun Papua Tapi Mengapa Mereka Ingin Merdeka Juga?

4 September 2019   20:27 Diperbarui: 4 September 2019   20:37 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak sembarang membangun Trans Papua, medan yang diharus dilalui sangat berat, membelah hutan, mendaki gunung ribuan meter, membangun jembatan untuk melintas sungai dan rawa, tak lupa untuk memperkuat konektifitas trans Papua, pemerintah Jokowi membangun pelabuhan baru, segalanya yang dilakukan presiden Jokowi menunjukan perhatian terbesarnya kepada masyarakat Papua, bagai menerobos kegetiran sejarah, Jokowi coba menghapus sebuah fase kelam dari masa lalu  yang sampai saat ini mungkin memicu kenapa mereka ingin merdeka.

Pembangunan tak hanya menyentuh daratan Papua, Jika anda pergi ke pulau Liki di utara Sarmi Papua, anda akan mendapati rumah-rumah permanen yang sudah dibangun dan siap untuk ditinggali, rumah tersebut akan menggantikan rumah masyarakat pulau Liki yang masih beralaskan pasir namun sudah dilengkapi genting, disini pemerintah Jokowi tetap memeperhatikan kebutuhan rumah sehat bagi warga pulau-pulau di Papua. Dan rumah--rumah yang dibangun dimasa pemerintah Jokowi nantinya akan diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat pulau Liki, bayangkan perhatian pemerintah Jokowi mampu menyentuh wilayah-wilayah pulau terpencil di Papua, Jokowi menciptakan sebuah relasi keadilan dari Sabang sampai Merauke.

Semua pun berimbas pada pemilihan presiden 2019, Jokowi tanpa mendapatkan perlawanan berarti di Papua karena mendapat suara lebih 80% mengalahkan Prabowo dan Sandiaga Uno. Jokowi memang sudah meyakinkan masyarakat Papua untuk memilih dia sejak 2014. Jokowi tercatat sudah mengkunjungi Papua sebanyak 10 kali, harusnya tak ada lagi fase refrendrum dalam pemikiran saudara-saudara kita di Papua yang terjadi justru sebaliknya tuntutan referendum malah makin menjadi akibat aksi rasisme di wisma tempat mahasiswa Papua tinggal dibeberapa kota di pulau Jawa.

Bukan Hanya Jalan

Diacara mata Najwa, gubernur Papua Lukas Enembe hadir untuk memberikan narasi tentang apa yang diinginkan masyarakat Papua, tanpa harus menyinggung refrendrum yang frase katanya sudah hilang di sistem perundangan nasional, Gubernur menjelaskan bahwa bukan hanya jalan yang dibutuhkan masyarakat Papua justru sebagian besar masyarakat Papua membutuhkan penghidupan  yang layak.

Dan dalam beberapa kesempatan secara pribadi saya mengunjungi Papua terlihat bagaimana kesenjangan ekonomi yang sangat jauh, dimana ketika ada mal atau tempat perbelanjaan modern tersebut pasti ada mama-mama Papua yang menjual dagangan hasil bumi yang digelar dengan beralaskan tikar didepan pasar modern tersebut. Ini pun makin menemukan korelasi tentang penyerangan terhadap para pekerja konstruksi jalan di kabupaten Nduga yang mengakibatkan korban dipihak pekerja konstruksi, sisi yang dianggap ketidakadilan ini harus segera ditemukan jalan keluar

Kesempatan Kedua

Tantangan berikutnya adalah bagaimana mengembalikan ideologi mereka ke pangkuan ibu pertiwi, irisan-irisan yang selama ini menciptakan jurang kesenjangan harus dihilangkan, untuk itulah dialog harus disegerakan dan didahulukan, bukan sekedar menemukan akar permasalahan tapi mencari jalan keluar, karena tugas besar pemerintahan Jokowi di fase II pemerintahan selain memindahkan ibukota juga harus mempertahankan dan menyakinkan warga Papua bahwa Indonesia adalah tanah air kita bersama. Mencari rumusan terbaik tentang peningkatan ekonomi masyarakat Papua dengan jalan wirausaha mungkin biasa menjadi jalan terbaik, mengingat ini akan menjadi kesempatan kedua pemerintah Jokowi untuk tidak lagi menghadirkan desing peluru yang selama ini  akrab disekitar Papua akibat konflik bersenjata. Ditambah terbatasnya kesempatan untuk warga pedalaman mendapatkan akses pekerjaan maka menjadi alasan sempuran untuk bergeriliya dan melawan pemerintah.

Untuk menumbuhan wirausaha ditanah Papua maka harus dicari warga Indonesia yang penuh dengan konsep dan narasi wirausaha, dan warga Indonesia yang mempunyai narasi dan konsep wirasusaha adalah Sandiaga Uno. Ya, walaupun OK OCE yang merupakan hasil pemikiran dan kreasi Sandiaga Uno cendrung tak berjalan di ibukota atau lebih sekedar wacana saja tapi tak ada salahnya Jokowi menggandeng Sandiaga untuk 'mengokeocekan' Papua. Konsep dan semangat berwirausaha adalah jalan keluar bagi masyarakat Papua pada umumnya dan masyarakat pedalaman Papua khususnya, yang selama ini seperti dianaktirikan oleh Republik Indonesia sejak merdeka. Wirausaha akan menjauhkan mereka dari segerombolan separatis yang terus mengajak untuk beradu senjata dengan TNI-POLRI. Jokowi harus segera mengatasi sebelum mereka semua bermufakat untuk pergi dari Ibu pertiwi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun