Mohon tunggu...
Haendy B
Haendy B Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, Football Anthutsias

mengamati dan menulis walau bukan seorang yang "ahli" | Footballism

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agar Tak Ada Cita-cita yang Sia-sia

17 Oktober 2016   22:41 Diperbarui: 18 Oktober 2016   02:56 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Selama 16 tahun menjadi anak asuh, dan kemudian menjadi dokter tidak tetap di Tanah Toa, Sulawesi Selatan..”

Itulah kisah Dewi, menjadi anak asuh selama 16 tahun dibawah lembaga nirlaba PLAN yang dibentuk oleh wartawan Inggris John Langdon Davies dan Erick Muggeridge, Dewi melenggang menjadi dokter tamatan universitas Diponegoro. Dewi mungkin beruntung bisa berada dibawah naungan PLAN, lembaga yang diawalnya hanya untuk membantu korban perang saudara di Spanyol tahun 1937. Plan kini menjadi organisasi global yang bekerja di banyak negara berkembang termasuk Indonesia dan Dewi.

Di Indonesia PLAN tersebar di 9 kabupaten yaitu Rembang, Kebumen, Grobogan, Dompu, Sikka, Lembata, Sore, Kefemenanu dan Nagakeo. Meskipun program utama PLAN adalah sponsorship anak namun PLAN juga memfokuskan pada pengembangan masyarakat yang berpusat pada kepentingan anak.

Dewi Sartika, yang berasal dari Desa Sukasari, Bogor dan berusia 24 tahun, berasal dari keluarga yang tidak mampu dengan bapaknya sopir angkot dan ibu tukang gorengan, Dewi Sartika tetap berkeras hati dengan mempunyai cita-cita untuk menjadi dokter. Bermodal keinginan yang gigih dan bantuan dari organisasi nirlaba pengembangan anak Plan, anak pertama dari dua bersaudara ini akhirnya berhasil meraih cita-cita.

Mendedikasikan Diri Untuk Masa Depan

Setelah berhasil meraih cita-citanya, kini Dewi mendedikasikan hidupnya untuk membantu orang lain. Di tempat dinasnya, Dewi juga membentuk kelompok bermain dan belajar anak.  Disana masyarakat jarang mengenal WC, mereka buang air besar di kebun lalu ditinggal. Jangan tanya pendidikan, disana sangat berbeda dengan di kota atau daerah lainnya . Guru datang siang, anak kelas 2 SD belum bisa membaca dan kelas 4 SD belum bisa berhitung. Selain membantu pelajaran sekolah saya juga mengajarkan hal-hal sederhana seperti mencuci tangan dan kebersihan. Sederhana tapi bisa membuat hidup mereka lebih baik.

Melindungi Masa Depan Anak

Tidak banyak anak-anak seberuntung Dewi, mempunyai kesempatan untuk berkembang dan melompat lebih jauh untuk mengejar cita-cita. Anak-anak tak mampu dan pintar mungkin ada peluang bea siswa, namun bagaimana denagn yang tak mampu dan tak pintar, anak-anak dengan latar belakang ini cenderung untuk lari kejalan dan menjadi bagian dari kriminalitas. Tak jarang banyak keluarga yang diawal mampu untuk membiayai namun ditengah jalan mengalami masalah hingga merubah kondisi keuangannya, inilah yang harus dicermati bagi orang tua yang peduli akan pendidikan anaknya, untuk melindungi masa depan anak mereka

Asuransi Pendidikan JB Bumiputera

logo bumiputera (bumiputera.com)
logo bumiputera (bumiputera.com)
Setiap orang tua pastinya ingin melihat anak-anaknya lulus dengan mata kepala sendiri namun tak ada yang menjamin kepastian dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan satu hal untuk meminimalkan risiko akan sesuatu yang tak diharapkan yaitu asuransi pendidikan.

Perlu dilihat bagaiaman Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera dengan tiga falsafahnya yakni mutualisme, profesionalisme dan  idealisme. 3 hal tersebut menjadikan JB Bumiputera 1912 sebagai lembaga asuransi yang disegani. Lembaga Asuransi yang dirintis putra daerah sejak pada tahun 1912 atau 104 tahun ini tidak perlu diragukan lagi karena sampai saat ini masih tetap menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun