Beranda
Mudik adalah tradisi yang ditunggu di negeri ini. Tak peduli antre berjam-jam di pintu tol, pelabuhan, terminal, balik pulang ke kampung halaman tetap dilakoni. Segalanya ini terjadi karena di era yang dulu, desa hanya sekedar tempat yang indah nan damai namun tak dapat mencari penghasilan yang lebih baik. Saat itu hanya kota besar yang menyediakan penghasilan yang nilainya besar dan Jakarta adalah primadonanya. Segeralah sebagian dari desa untuk pindah ke kota untuk mencari penghasilan yang besar tersebut.
Dimana saat arus urbanisasi tak terkendali, maka Jakarta adalah hasil asanya. Dampak negatif dari bertambahnya urbanisasi seperti tingginya angka kriminalitas menjadi simbol, bahwa tak banyak juga yang dapat membawa kisah suksesnya ke kampung halaman adalah fakta. Dan momen dimana yang berhasil usaha dalam setahun, maka hasil itu akan dibagi untuk setiap handai tolan di desa. Jadilah mudik saat masa menjelang lebaran menjadi prioritas setiap orang yang ingin pulang ke kampung halaman setelah berjuang di kota.
Menurut arti, mudik adalah kegiatan pekerja migran atau orang rantau untuk kembali ke kampung halamannya. Kata mudik berasal dari sandi kata bahasa Jawa Mudih Ngilik yang berarti pulang sebentar. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang lebaran.
Untuk mudik, transportasi menjadi sarana untuk membawa para kaum urban kembali ke tempat asalnya. Ada yang menggunakan pesawat terbang, kereta api, kapal laut, bus, dan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor, bahkan truk dapat digunakan untuk mudik. Untuk sepeda motor, kendaraan yang awalnya hanya didesain untuk jarak pendek menjadi sarana alternatif kaum warga perkotaan untuk mudik.
Bahayanya Mudik Dengan Sepeda Motor
Saat ini, populasi sepeda motor di Indonesia mencapai 83,6 juta unit, mobil 11,2 juta unit, truk 5,6 juta unit, dan bus 2,2 juta unit. Jumlah ini bakal terus bertambah seiring masih besarnya ruang pertumbuhan pasar otomotif Indonesia. Dengan jumlah populasi motor yang besar, mudik sepeda motor mungkin jadi alternatif bagi yang ingin pulang kampung tapi dengan dana yang terbatas. Kendaraan yang awalnya dirancang untuk jarak pendek dan menengah saat musim mudik digunakan untuk jarak yang jauh hingga memakan waktu lebih dari 8 jam. Rasa lelah yang hinggap pun coba diakali dengan istrahat sebentar, namun apakah kondisi tubuh mendukung kala yang mudik dengan sepeda motor juga sedang berpuasa.
Pemudik yang kelelahan dan menghadapi jalan yang panjang seperti jalur mudik selatan menuju Tasikmalaya harus berhati-hati karena jalanan yang berbelok dan turunan yang tajam. Jalur ini disebut jalur tengkorak. Keinginan untuk cepat sampai namun harus bersaing dengan kendaraan besar seperti bus dan truk akan menjadi hal yang rawan jika dipaksakan.
Seperti kabar duka dari Mulyono yang menjadi korban karena mudik dengan sepeda motor. Korban melewati jalur mudik selatan yang banyak belokan dan turunan tajam serta harus bersaing dengan bus dan truk. Kondisi jalan yang saat itu tidak ideal jika dikendarai dengan kecepatan yang tinggi. Mulyono pun terbawa suasana jalan untuk mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tingga dan menjadi korban saat ingin menyalip bus yang ternyata dari arah berlawanan muncul yang juga bis dengan kecepatan tinggi. Kondisi yang membuat korban kaget dan terjatuh. Naas bagi korban yang jatuh dan terlindas bus yang dari arah berlawanan.
Kejadian seperti Mulyono bukan sekali dua kali tapi sudah ratusan kali. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, pada tahun 2014 jumlah kecelakaan saat mudik 3888 kasus  dengan korban meninggal 714 orang sedangkan pada tahun 2015 terjadi 3049 kecelakaan dengan korban meninggal 657 orang, sehingga terjadi penurunan berkisar 21 persen.Dari jumlah 714 korban pada tahun 2014  yang meninggal sebanyak 352 orang dari pengendara roda dua Sedangkan pada tahun 2015 jumlah korban meninggal menurun sekitar 13 persen.
Mudik Gratis Kementrian Perhubungan