Gerbang Tol Cipali (doc pri)[/caption]
Salah satu pendukung pembangunan adalah jalan. Baik itu jalan berbayar ataupun tidak. Dan republik ini sudah memiliki keinginan untuk menyambungkan ujung barat hingga ujung timur pulau Jawa dengan jalan berbayar tersebut yang salah satunya adalah jalan tol. Jalan bebas hambatan ini menjadi penunjang dalam pembangunan di Indonesia. Tercatat sudah kisaran 1000 meter jalan tol dan akan tambah lagi hingga 10.000 km. Namun panjang jalan tol ini belum sebanding dengan Malaysia yang sudah memiliki dikisaran 3000 KM. Padahal dulunya Malaysia sempat belajar mengenai pembangunan jalan tol di Indonesia.
Bicara mengenai jalan tol di Malaysia, seperti membicarakan jalan tol elit untuk kawasan Asia Tenggara hal ini karena jalan di Malysia sendiri sudah menjadi bagian dari rute jaringan jalan raya Asia. Bahkan jalan di Malaysia kini menempati terbaik ke tiga setelah Jepang dan China.
Kini Indonesia memiliki jalan tol yang dilabeli jalan tol terpanjang di Indonesia yaitu tol Cipali (Cikopo Palimanan). Panjangnya sampai 116 KM dengan melewati 5 Kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Subang, Indramayu, Majalengka, Purwakarta, dan Cirebon. Jalan tol yang diresmikan pada tanggal 13 Juli 2015 ini langsung menjadi pusat perhatian media. Pertama karena lintasan yang terpanjang untuk kategori tol di Indonesia kedua karena jalan tol ini akan difungsikan untuk mengurangi kepadatan di jalur pantura yang sudah demikian padatnya.
Untuk membangun jalan tol ini diadakanlah Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) yang telah ditandatangani sejak 21 Juli 2006 dan mengalami perubahan pada 27 Oktober 2011 dan pada tahun 2011 tersebut dinyatakan bahwa pembangunan akan dimulai tahun 2013 dengan persyaratan pembangunan selama 30 bulan. Namun ternyata PT Lintas Marga Sedaya mampu menyelesaikan pengerjaan selama 28 bulann dan sebelum momen arus mudik dan arus balik lebaran 2015.
Meningkatkan Kapasitas Jalan tol di Cipali
Pembiayaan yang besar dalam membangun tol Cipali ini harus diimbangi dengan fasilitas yang dibuat dalam rangka meningkatkan jumlah pendapatan pengelola sendiri dan juga menurunkan angka kecelakaan kendaraan yang mengkhawatirkan di Indonesia. Ada beberapa sektor yang harus dibenahi dalam hal pengelolaan karena selain dibenahi juga sebagai sarana untuk meningkatkan pendapatan pengelola jalan tol sendiri.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan seperti penambahan jumlah rest area juga menjadi hal yang dibangun untuk ditambah mengingat faktor belum idealnya jarak antara reat area atau tempat istirahat yang satu dengan yang lain. Hal ini penting mengingat reat area atau tempat istirahat adalah sarana bagi pengendara untuk beristirahat sesudah perjalanan jauh. Dan tak lupa mengajak warga disekitaran pantura untuk ikut berpartisispasi dalam mengelola rest area atau tempat istirahat tersebut karena pendapatan mereka yang berkurang akibat berkurangnya jumlah kendaraan dipantura tersebut.
Menambah jumlah penerangan adalah hal yang harus dilakukan oleh pengelola jalan tol mengingat tingginya kecepatan yang dipacu oleh setiap pengendara di Cipali. Walupun sudah ada rambu yang membatasi kecepatan maksimal ditol Cipali, tapi tetap sejumlah pengendara tetap memacu kendaraan yang dikendarainya dengan kecepatan tinggi. Penambahan ini sejalan dengan sudah idealnya reflektor cahaya yang terdapat di tol Cipali.
Jalan tol di Cipali belum mampu mengakomodir kendaraan roda dua yang justru jumlahnya berkali lipat dari jumlah mobil yang selama ini menjadi pengguna tol Cipali. Padahal jika Cipali mampu mengakomodir kendaraan roda dua maka dipastikanakan ada terobosan baru dalam hal penggunaan jalan tol dijalan tol yang berada dipulau Jawa dan juga peningkatan pendapatan bagi pengelola jalan tol. Mengingat baru ada di Bali dan Suramadu yang mengakomodir kendaraan roda dua.
Namun dengan suksesnya mudik lewat Cipali maka dipastikan jalan tol Cipali akan menjadi primadona tersendiri bagi pengendara yang ingin menuju Jawa Tengah dan Sekitarnya atau pun yang ingin menuju Jawa Timur.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H