Mohon tunggu...
Haekal Siregar
Haekal Siregar Mohon Tunggu... -

System Engineer PT Artajasa, Oracle DBA, Penulis buku, Moderator HukPol MyQuran

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tantangan Terbesar Pendakwah

21 Januari 2010   09:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:21 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Catatan di akhir bulan Ramadhan tahun lalu....

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamualaikum wr wb

Kalau kita bertanya pada masing-masing aktivis dakwah, apa sebenarnya tantangan terbesar yg dihadapi pendakwah saat ini?
Mungkin jawabannya akan beragam, mungkin tergantung pada tujuan awal pergerakan masing2. Ada yg bilang:
- membersihkan bidah dan kufarat
- membersihkan sistem yg rusak dr dalam
- mendirikan sistem baru untuk menggantikan sistem rusak sekarang

namun, benarkah itu tantangan terbesar para pengemban dakwah?

Sering kita lupa bahwa ada peperangan abadi yg selalu menanti kita. Peperangan yg dimulai, justru setelah kita (insya Allah) bisa menghindari godaan dunia yg sering diringkas menjadi harta, tahta, dan wanita.

Apakah tantangan itu?

Saudaraku, sering kita terlupa bahwa tantangan itu justru berasal dr dalam diri kita sendiri! Tantangan untuk menaklukkan bentuk2 penyakit hati yg bisa menghanguskan semua upaya dan ibadah kita.
Yup, tantangan itu berupa ujub, riya, dan takabur!

Betapa berat tantangan tersebut, betapa halus tipuannya, sampai ketika kita pulang beritikaf dan melihat supir angkot yg narik semalaman ketika kita beritikaf, kemudian kita merasa bahwa kita lebih baik dr dia, maka jangan2 kita sudah terjebak ke dalam sifat ketakaburan, dan luruhlah pahala ibadah semalaman itu!

Betapa mengerikan tantangan tersebut, sehingga ketika kita memelihara jenggot dan merasa diri kita sudah baik karenanya, jangan2 kita sudah tertawan ujub yg menghilangkan semua upaya mengikuti sunnah tersebut!

Demikian bahayanya tantangan tersebut, sehingga ketika kita shalat dgn khusyuknya, dgn terbersit keinginan akan pujian dr sekeliling kita, jangan2 hancurlah hitungan kita krn riya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun