Mohon tunggu...
Haekal Rahman
Haekal Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

mahasiswa semester 4 Fakultas Syariah dan Hukum Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Dampak Ketidakharmonisan Keluarga Terhadap Mental Anak

26 Mei 2024   14:05 Diperbarui: 26 Mei 2024   14:11 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Keluarga merupakan Pendidikan pertama bagi seorang anak, keluarga yang harmonis membawa dampak yang baik juga bagi anak. Hal ini ditandai dengan jarang terjadi konflik dalam keluarga, memiliki sikap saling menghormati, memiliki banyak waktu untuk keluarga, memiliki komunikasi yang baik, serta adanya ikatan yang erat. Orang tua berpengaruh besar dalam pendidikan anak. Dimana ayah dan ibu menjadi figure utama yang akan menjadi contoh untuk anak. Kualitas rumah tangga yang baik jelas sangat membawa pengaruh positif terhadap pembentukan kepribadian anak menuju keseimbangan batin dan mental anak, begitupun sebaliknya, kualitas rumah tangga yang buruk tentu akan sangat berpengaruh juga terhadap pembentukan kepribadian anak dan akan mengganggu keseimbangan batin dan mental anak. Apa yang anak dengar dan lihat itu lebih banyak dari lingkup keluarga, maka tidak heran apabila kualitas rumah tangga atau keharmonisan keluarga sangat berperan dengan pembentukan kepribadian anak. Namun, tak semua pasangan berhasil mewujudkan rumah tangga yang harmonis. Tak heran, karena menyatukan dua pikiran bukanlah suatu hal yang mudah. Terkadang, ego masih saja menjadi pemenangnya, membuat pertengkaran menjadi besar, dari hal tersebut yang kadang diperhatikan oleh anak dan membawa dampak buruk terhadap mentalnya.

Kesehatan mental anak juga penting diperhatikan, sebagaimana definisi sehat yang dikemukakan oleh World Health Organization (WHO) bahwa "Health as a state of complate physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity". Orang tua perlu tau, bahwa anak yang sering menyaksikan orang tuanya bertengkar akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah stress dan kurang bahagia, ia pun cenderung akan lebih tertutup kepada orang lain. Hal ini disebabkan karna kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Berada di kondisi keluarga yang tidak harmonis menjadi beban tersendiri bagi seorang anak. Mengapa demikian? Karena, ia pasti tidak ingin orang lain mengetahui ketidakharmonisan keluarganya. Hal ini pun menyebabkan anak menjadi lebih pendiam dan antisosial. Anak juga akan kehilangan rasa percaya diri karena kurangnya dukungan, motivasi, dan pujian dari kedua orang tuanya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh The University Of Sussex mengemukakan bahwa anak yang sering menyaksikan orang tuanya bertengkar berisiko memiliki masalah mental ketika ia beranjak dewasa. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa ketidakharmonisan keluarga sangat berpengaruh buruk terhadap pembentukan kepribadian anak, bahkan sampai ia dewasa.

AA merupakan salah satu dari banyaknya korban anak yang memiliki keluarga yang tidak harmonis, ia mengatakan bahwa sejak kecil ia sering menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar, hal tersebut membawa pengaruh buruk terhadap mentalnya hingga ia dewasa, ia merasa dirinya mudah stress, mudah emosi, dan cenderung lebih menutup diri. AA juga merasa kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua kepada dirinya, ia mengatakan orang tuanya enggan peduli kepada kesehatan mentalnya, orang tuanya pun tidak sadar bahwa pertengkaran yang mereka lakukan sejak dulu membuat mentalnya terganggu, sering kali ia mencoba mengutarakan apa yang ia rasa kepada orang tuanya, namun jawaban dari mereka seakan tidak percaya, hal tersebut membuat dirinya menjadi segan dan lebih menutup diri lagi hingga memilih untuk memendamnya sendiri.

Dari kasus diatas, terbukti bahwa banyak dari orang tua tidak menyadari betapa pentingnya menjaga Kesehatan mental anak, kesehatan  mental anak merupakan bagaimana anak berpikir dan merasa dirinya sendiri di dunia, kesehatan mental anak sangat berhubungan dengan bagaimana cara anak menanggapi tantangan dalam hidupnya kelak. Bagaimana bisa seorang anak berani dan menyanggupi tantangan di hidupnya dengan baik jika kesehatan mentalnya saja terganggu? Ketika kondisi batin anak tidak stabil, tidak tentram dan tidak tenang, lalu bagaimana cara anak menanggapi hal tersebut? Sangat memprihatinkan bukan?

Maka dari itu, membangun sebuah keluarga yang harmonis adalah tugas yang sangat penting dalam hidup berkeluarga, keluarga yang harmonis menciptakan kepribadian yang baik dan menjaga kesehatan mental anak, keluarga yang berkualitas baik, sehat, tentu saja menjadi dambaan bagi semua orang dan juga bagi anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun