Mohon tunggu...
Haedar Ardi Aqsha
Haedar Ardi Aqsha Mohon Tunggu... PNS di Badan Pusat Statistik -

Statistisi, Writer, Treveller follow me : Blog : haedarardi.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Urgensi Revolusi Industri 4.0

24 September 2018   11:04 Diperbarui: 24 September 2018   16:14 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Meningkatkan kapasitas sektor industri merupakan salah satu jalan keluar untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kinerja ekspor. Oleh karena itu, diawal bulan Maret silam pemerintah meluncurkan program Making Indonesia 4.0 yang digadang-gadang mampu meningkatkan produktivitas industri tanah air. Program ini merupakan sebuah peta jalan Indonesia dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0.

Revolusi industri keempat atau yang lebih dikenal dengan Revolusi Industri 4.0 merupakan transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di dunia industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan teknologi konvensional. 

Dalam buku The Fourth Industrial Revolution yang ditulis oleh Profesor Klaus Schwab menyatakan bahwa revolusi industri keempat mampu mengubah cara hidup, bekerja, dan berhubungan antar manusia. Dengan pemanfaatan teknologi tinggi seperti halnya artificial intelligence, advance robot, dan internet of things diprediksi mampu menjadikan proses produksi menjadi lebih efisien dan murah.

Beberapa negara telah meluncurkan program serupa terlebih dahulu, seperti Jerman, India, Jepang, maupun Thailand. Seakan-akan sekarang ini dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan kapasitas industri mereka. Persaingan dunia industri yang ketat membuat setiap negara harus cepat tanggap menyikapi setiap perkembangan yang ada.

Tidak terelakkan lagi jika sektor industri pengolahan merupakan tulang punggung perekonomian hampir di semua negara. Berbagai keunggulan seperti memberikan nilai tambah yang lebih besar daripada sektor-sektor lain, mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak, serta dapat dibangun dimana saja sesuai dengan potensi daerah, membuat setiap negara berlomba-lomba untuk memperkuat sektor industri pengolahan mereka.

Untuk meningkatkan daya saing industri dikancah internasional, pemerintah telah menetapkan lima sektor yang menjadi fokus pemerintah dalam penerapan Revolusi Industri 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil, otomotif, kimia, dan elektronik. Pemilihan kelima sektor tersebut untuk menjadi prioritas penerapan Revolusi Industri 4.0 bukan tanpa alasan. Sejauh ini kelima sektor tersebut merupakan sektor andalan Indonesia dalam menopang aktivitas ekspor.

Namun, untuk menuju ke era revolusi industri 4.0 masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Mempersiapkan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) merupakan tantangan terbesar yang harus segera diselesaikan sebelum arus revolusi industri keempat benar-benar datang dengan kekuatannya yang luar biasa. Pemerintahpun menargetkan ditahun 2030 nanti, Indonesia masuk 10 besar negara dengan perekonomian terbesar dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun