Mohon tunggu...
Haedar Ardi Aqsha
Haedar Ardi Aqsha Mohon Tunggu... PNS di Badan Pusat Statistik -

Statistisi, Writer, Treveller follow me : Blog : haedarardi.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama FEATURED

Potret Kemiskinan Anak di Indonesia

29 Agustus 2017   09:32 Diperbarui: 22 Juli 2019   14:06 12351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Malangtoday.net

Kemiskinan di Indonesia              

Kemiskinan sudah menjadi suatu fenomena yang selalu hangat untuk diperbincangkan di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Memang tak mudah bagi suatu negara untuk mengetaskan penduduknya dari belenggu kemiskinan, butuh suatu kebijakan yang komprehensif dan berkesinambungan.

Potret Kemiskinan Anak di Indonesia Tahun 2016
Potret Kemiskinan Anak di Indonesia Tahun 2016
Data BPS menunjukkan sejak tahun 1997 hingga tahun 2016, jumlah penduduk miskin Indonesia cenderung mengalami penurunan. Tentunya itu merupakan suatu pencapaian yang baik bagi pemerintah dalam upaya pengetasan kemiskinan. Akan tetapi dalam kurun waktu lima tahun terakhir, laju penurunan jumlah penduduk miskin mengalami perlambatan. Seolah-olah pemerintah sudah kehabisan bahan bakar untuk terus menekan jumlah penduduk miskin. Tabel 1 dibawah ini menunjukkan perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Indonesia dari tahun 1997-2016.

Tabel 1. Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia dari Tahun 1997 hingga 2016

perhitungan dan analisis kemiskinan makro indonesia 2016. BPS
perhitungan dan analisis kemiskinan makro indonesia 2016. BPS
Kemiskinan merupakan momok yang bagi semua orang, tak terkecuali bagi anak-anak. Bisa dikatakan anak-anak dari keluarga miskin merupakan korban sesungguhnya dari kebiadapan kemiskinan. 

Sebagian besar hak-hak dasar mereka sebagai anak-anak seperti pendidikan, kesehatan, maupun tempat tinggal yang layak, semuanya terampas karena mereka terlahir dari keluarga miskin. Seakan-akan kesempatan mereka untuk bisa menyenyam kehidupan yang layak dimasa mendatang semakin kecil lantaran hak-hak dasar mereka sebagai anak yang notabene merupakan masa-masa tumbuh berkembang dirampas oleh kemiskinan.

Lingkaran kemiskinan sudah bagaikan benang kusut yang sangat susah untuk diurai. Kemiskinan adalah warisan. Mungkin itu sangat cocok untuk menggambarkan fenomena kemiskinan. 

Orang yang miskin kemungkinan besar mereka dulu dibesarkan oleh orang tua yang miskin pula. Bisa jadi sampai cicit-cicit mereka rentai kemiskinan itu tetap exsis. Memang sangat susah bagi seseorang yang terlahir dari keluarga miskin, keluar dai lingkaran kemiskinan. Seakan semua itu warisan keluarga yang harus diterima dan dihadapi.

Butuh kerja keras dan kesadaran dari semua pihak untuk keluar dari lingkaran kemiskinan, baik itu dari orangtuanya sendiri dan dari sang anak itu sendiri. Kesadaran orang tua untuk memberikan dan memenuhi hak-hak anaknya guna mendapatkan kesempatan yang luas di dunia pendidikan dan kesehatan. Dua dimensi inilah kunci bagi seorang anak untuk bisa keluar dari lingkaran kemiskinan.

Kemiskinan Anak di Indonesia

Pada bulan Juli 2017 silam, BPS berkerjasama dengan UNESCO untuk pertama kalinya mempublikasi analis kemiskinan anak dan Deprivasi Hak-Hak Dasar Anak di Indonesia.  Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2016, di tahun 2016 tercatat 13,31 persen anak di Indonesia hidup dalam belenggu kemiskinan. 

Definisi anak miskin yang dibahas disini memiliki konsep seperti konsep kemiskinan secara umumnya, yaitu anak yang hidup dalam rumah tangga dengan pengeluaran perkapitanya dibawah garis kemiskinan (garis kemiskinan Maret tahun 2016 adalah Rp 354.386 /kapita/bulan). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun