Mohon tunggu...
haechan nahceah
haechan nahceah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi menonton drama korea

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikir Politik Islam

14 Juli 2024   02:04 Diperbarui: 14 Juli 2024   02:04 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ABU HAMID AL-GHAZALI

Abu Hamid al-Ghazali (1058-1111 M) bukan hanya salah satu filsuf besar Islam, ia juga dianggap, setelah Nabi Muhammad, sebagai otoritas terkemuka dalam teologi dan yurisprudensi Islam. Namun yang tidak diketahui banyak orang adalah bahwa al-Ghazali banyak menulis tentang topik kebahagiaan. Memang, bukunya yang monumental, Revival of the Religious Sciences, yang panjangnya lebih dari 6000 halaman dan 4 jilid, diubah menjadi teks pendek dalam bahasa Persia, yang diberi label Alkimia Kebahagiaan. Dalam hal ini kita melihat beberapa gagasan intinya: bahwa kebahagiaan terdiri dari transformasi diri, dan bahwa transformasi ini terdiri dari kesadaran bahwa seseorang pada dasarnya adalah makhluk spiritual. Kegembiraan tertinggi, menurut al-Ghazali, tidak ditemukan dalam benda fisik apa pun, melainkan terletak pada penemuan melalui pengalaman pribadi identitas seseorang dengan Realitas Tertinggi.

Salah satu julukan al-Ghazali adalah "Bukti Islam", dan ia dijuluki demikian bukan hanya karena kebijaksanaan tulisannya, namun karena kualitas hidup yang dijalaninya. Ia diangkat sebagai Profesor Teologi di Universitas Bagdad pada usia tiga puluh tiga tahun. Namun selama lima tahun berikutnya ia dicekam krisis spiritual, berusaha menemukan landasan rasional bagi prinsip-prinsip dasar Islam yang dituangkan dalam Alquran. Dia akhirnya menyimpulkan bahwa tidak ada cara rasional untuk menolak keraguan skeptis, namun ada cara lain untuk menemukan kebenaran, seperti yang diisyaratkan oleh Nabi Muhammad dan orang-orang bijak dalam tradisi Sufi, yaitu sisi mistik Islam. Inilah pengalaman langsung, penemuan batin yang tidak bergantung pada logika, melainkan pada intuisi dan imajinasi. Para nabi sepanjang masa adalah mereka yang telah mengalami kenyataan ini berdasarkan transformasi diri mereka dari kehidupan yang egois menuju kehidupan yang berpusat pada Tuhan.

Berbekal wawasan baru ini, al-Ghazali meninggalkan Bagdad dan seluruh harta bendanya (kecuali beberapa buku yang kemudian dicuri oleh pencuri, pertanda bahwa ia juga harus meninggalkannya), serta posisinya yang nyaman di Universitas. Dia pergi ke Suriah untuk tinggal bersama para biksu Sufi dan menerapkan gaya hidup yang semata-mata didasarkan pada penemuan kebenaran sejati tentang diri dan hubungan seseorang dengan Tuhan. Kemudian dia pergi menunaikan ibadah haji ke Mekah, di mana dia menjadi yakin bahwa dia telah ditunjuk menjadi pembaharu besar iman berikutnya. Tugasnya adalah mentransformasi Islam, dari sekedar kepatuhan pada aturan, menjadi misteri batin berupa perjumpaan hidup dengan Tuhan. Hal ini akan membuktikan kunci rahasia menuju kebahagiaan, rahasia yang akan memenuhi tujuan penciptaan Manusia.

Alkimia Kebahagiaan

Dalam Alchemy of Happiness, al-Ghazali memulai dengan menulis bahwa "Dia yang mengenal dirinya sendiri, dialah yang benar-benar bahagia." Pengenalan diri terdiri dari kesadaran bahwa kita mempunyai hati atau jiwa yang benar-benar sempurna, namun telah tertutup debu oleh akumulasi nafsu yang berasal dari tubuh dan sifat hewaninya. Esensi diri diibaratkan cermin sempurna yang jika dipoles akan mengungkapkan sifat ketuhanan sejati seseorang. Kunci dari pemolesan ini adalah penghapusan keinginan egois dan penerapan keinginan yang berlawanan untuk melakukan apa yang benar dalam semua aspek kehidupan seseorang. Seperti yang ditulisnya, "tujuan dari disiplin moral adalah untuk menyucikan hati dari karat nafsu dan kebencian hingga, seperti cermin bening, ia memantulkan cahaya Tuhan."

Tugas seperti itu tidaklah mudah, oleh karena itu tampaknya kebahagiaan sejati bukanlah suatu keadaan yang dapat dicapai oleh kebanyakan orang. Memang, al-Ghazali menekankan bahwa hanya sedikit orang yang telah mencapai kebahagiaan tertinggi ini, yaitu kebahagiaan persatuan dengan Tuhan. Orang-orang ini adalah para nabi, yang muncul di segala waktu dan tempat, sebagai utusan untuk mengingatkan umat manusia akan tujuan sebenarnya dan tujuan akhir mereka. Para nabi adalah orang-orang yang berhasil membersihkan cermin batinnya dari segala karat dan kotoran yang menumpuk karena nafsu jasmani dan perbandingan dengan orang lain. Sebagai hasilnya, mereka dapat melihat pada saat terjaga apa yang orang lain hanya lihat secara sembarangan dalam mimpi mereka, dan mereka menerima wawasan tentang hakikat segala sesuatu melalui intuisi, bukan melalui pembelajaran yang melelahkan.

Klaim paling mencolok yang dikemukakan al-Ghazali tentang para nabi adalah bahwa mereka adalah umat yang paling bahagia, karena mereka telah mencapai tujuan akhir keberadaan manusia. Al-Ghazali menulis bahwa setiap orang dilahirkan dengan "rasa sakit yang diketahui di dalam jiwa" yang diakibatkan oleh terputusnya hubungan dengan Realitas Tertinggi. Kondisi tragis manusia adalah mata kita telah begitu teralihkan oleh hal-hal fisik dan kesenangan, sehingga kita kehilangan kemampuan untuk melihat hal-hal yang tidak terlihat. Inilah sebabnya mengapa orang-orang sangat tidak bahagia: mereka berusaha menghilangkan rasa sakit di jiwa dengan mencari kesenangan fisik. Namun kesenangan fisik tidak bisa menghilangkan rasa sakit yang pada dasarnya bersifat spiritual. Satu-satunya jawaban terhadap kondisi kita adalah kenikmatan yang tidak datang dari tubuh tetapi dari pengetahuan diri.

 

ABU NASR MUHAMMAD AL-FARABI

Siapakah al-Farabi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun