Mohon tunggu...
Muhammad Hadziq Averroes
Muhammad Hadziq Averroes Mohon Tunggu... Lainnya - Santri SMPIT/Pondok Pesantren Insan Madani Banjarmasin

Tertarik menulis ketika berumur 9 tahun dan terus belajar menulis lebih baik. Pada usia 11 tahun menerbitkan sebuah novel sederhana "Play Armada".

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Golden Revolver (Bagian IV)

8 Februari 2024   12:14 Diperbarui: 8 Februari 2024   12:17 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"bunuh Kor"pekik lawannya. "ha ha ha aku sudah tahu isi wasiat, itu. Aku kalah Kor" " hening lagi, kecuali bunyi pukulan-pukulan. "kukira kau bisa diajak bekerja sama karena kaupengguna Mittikal, ternyata tidak. Selelsaikan saja misi wasiat ini" pintanya, napas yang terengah seperti sudah menyerah. "tidak" jawab Kor tegas. "kenapa?"sia pria mulai berdiri menjauhkan mocong sang legenda dari lawannya. "daripada mengisi kegagalan, lebih baik meratapi kemenangan"

"orang terdekat, bukanlah orang yang selalu benar. Ayahku memintan membalaskan dengan darah, seolah itu dendam. Kurasa itu tak ada artinya saja. Pergilah!" Kor berdiri tegap, mantan kolega terdiam. "kematian bukanlah permintaan" lanjutk Kor, akhinya bergeraklah si orang berbaju merah itu bersama banyak penyusup siuman. Mereka pergi keluar setelah ketua mereka menjelaskan singkat, memberi titah, yang masih pingsan di papah. Luka-luka ditutup dengan cepat, tidak ada korban jiwa. Semua keluar menyisakanrumah yang berantakan, dan tatap tidak percaya dari Erlan dan Addes. Kor kembali ke kamar.

Besok, semuanya dibersihkan, menghilangkan segala sisa-sisa pertarungan. Mereka bertiga berjalan-jalan ditaman umum dikala hari mulai senja. "sudah selesai wasiatnya Kor?" Tanya Erlan tersenyum. "ya, selesai" hening sedikit, mereka bertiga adalah darah terakhir yang memiliki kekuatan senjata termutakhir. "seseorang bisa menjadi lebih baik ketika diberi kesempatan sekali lagi. Dan. Kematian cukup sekali"

                                                                GOLDEN REVOLVER EPS 4

                                                                     MENANDAI AKHIR.

         

                                                                               TAMAT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun