Mohon tunggu...
Muhammad Hadziq Averroes
Muhammad Hadziq Averroes Mohon Tunggu... Lainnya - Santri SMPIT/Pondok Pesantren Insan Madani Banjarmasin

Tertarik menulis ketika berumur 9 tahun dan terus belajar menulis lebih baik. Pada usia 11 tahun menerbitkan sebuah novel sederhana "Play Armada".

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Golden Revolver (Bagian III)

16 Januari 2024   18:37 Diperbarui: 16 Januari 2024   18:48 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi oleh penulis

"Menuntaskan wasiat" bisik Kor, sejenak tenang dan senyap.

"Paman, beberapa tahun lebih muda" kata Addes dengan santai. Kedua rekannya melongok. "Aku senang kok, bisa melihat dia lagi" dalam hati kedua pria dipenuhi tanda tanya. "Aneh, biasanya dia yang cerewet ini langsung murung dari Kor.

"Tidak ada perubahan?" "Siapa di samping paman?" Tanya gadis itu.

"Tersangka utama" jawab Erlan.

"Addes, mau tidak mau kau harus menerima suntikan Mittikal secepatnya".

"Apa itu?"

"Waktu kita tidak terlalu banyak".

"Wasiat ayah memakan banyak waktu. Satu-satunya cara adalah mengekor orang ini" cecar Kor cepat.

Semangatnya mulai terpalu oleh usulan Erlan. Jalan tercepat adalah memperkuat posisi mereka diantara ketiganya hanya satu tak ber-Mittikal.

"Tapi, Kor. Kita tidak punya bukti apapun jika orang berkulit gelap ini, adalah pelakunya" sergah ketua. Semangat rekannya pupus "benar juga" bisik Kor pelan. Ketiganya saling diam dalam ombak pikiran masing-masing. "Paman bekerja dengan penjudinya" kedua lainnya terperangah. Sambil memerhatikan bingkai foto di tangan Addes. Dua orang berfoto dengan pakaian putih dipisahkan meja jati beratas tabung kimia dan seperangkat kartu agak lecet. "Kartu ini seperti sering dipakai, setahuku paman tidak bisa main kartu apalagi di tengah kesibukkanya. "Masih kurang, yang terpenting adalah motif".

Dor!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun