Mohon tunggu...
HADZAMI HADZAMI
HADZAMI HADZAMI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Padjajaran PSDKU Pangandaran Administrasi Bisnis

Mahasiswa Administrasi Bisnis yang mempunyai passion berbisnis dan menulis tentang bisnis dan permasalahannya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengubah Nasib Sapu Lidi Dusun Cilele: Tantangan Menjadi Peluang Ekonomi

26 Juni 2024   21:08 Diperbarui: 26 Juni 2024   21:12 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Mahasiswa Administrasi Bisnis UNPAD, Kepala Dusun Cilele, Kepala Dusun Cidadap, dan Pengepul Dusun Cilele./dok. pri

Pangandaran – Di Dusun Cilele, Desa Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, sapu lidi bukan hanya alat kebersihan, melainkan juga simbol dari perjuangan ekonomi masyarakat setempat. Meski begitu, keberadaan sapu lidi ini menghadapi tantangan besar terkait harga yang rendah dan fluktuatif, sangat tergantung pada para pengepul setempat.

Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa semester dua dari Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Padjadjaran (20/05/2024) mengungkapkan bahwa harga jual sapu lidi di dusun ini hanya mencapai Rp 1.000 per unit pada saat penelitian berlangsung . Harga yang sangat rendah ini membuat aktivitas pembuatan sapu lidi menjadi sekadar pekerjaan sampingan atau dilakukan oleh mereka yang sudah lanjut usia untuk mengisi waktu luang.

Sapu Lidi: Pekerjaan Sampingan yang Tak Menguntungkan

Dalam wawancara dengan Kepala Dusun Cilele, Nanang Mamun, terungkap bahwa pengrajin sapu lidi umumnya tidak mengandalkan pekerjaan ini sebagai sumber penghasilan utama. “Sapu lidi ini hanya pekerjaan sampingan, kalau lagi tidak ada kegiatan lain baru dibuat,” ujar Pak Nanang.

Selain itu, banyak pengrajin yang tidak memiliki kebun kelapa sendiri, sehingga mereka harus mencari bahan baku dari hutan atau kebun milik orang lain. Hal ini semakin memperkecil margin keuntungan mereka.

Harga Fluktuatif dan Ketergantungan pada Pengepul

Dalam wawancara kami juga dengan salah satu pengepul setempat, bahwa harga sapu lidi yang fluktuatif disebabkan oleh ketergantungan yang tinggi pada pengepul. Pengepul di Dusun Cilele menjelaskan, “Harga yang bagus biasanya terjadi saat permintaan tinggi, namun sering kali pengepul besar di desa legokjawa yang menentukan harga.” Hal ini membuat pengrajin sulit untuk merencanakan pendapatan mereka dengan baik.

Harapan dan Solusi

Penelitian ini memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi pengrajin sapu lidi di Dusun Cilele dan mengusulkan beberapa solusi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Salah satu solusi yang diusulkan adalah pembentukan badan usaha milik desa yang terstruktur dan berkelanjutan untuk meningkatkan mewadahi pengrajin dalam mengirimkan hasil sapu lidinya yang nanti akan di proses oleh badan usaha milik desa untuk dijadikan sapu lidi yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

Selain itu, inovasi dalam proses produksi dan pemasaran juga diperlukan. Penggunaan teknologi sederhana untuk mempercepat proses pembuatan sapu lidi dan inovasi seperti pembuatan gagang sapu lidi nantinya dapat membantu menaikan nilai jual sapu lidi serta pemasaran yang lebih luas melalui media sosial atau platform e-commerce dapat membantu meningkatkan nilai jual produk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun