"Jangan-jangan panitianya bubar," Emaknya angkat bicara.
"Mustahil, Mak!"
"Apanya yang mustahil, dulu juga begitu, ketika engkau melamar kerja di Medan," kata emaknya. "Yang engkau dites dengan sistem komputerlah, pengumumannya di surat kabarlah, inilah, itulah....!" Sunggut emaknya kesal.
"Tapi, Mak, ini berbeda. Ini bukan tes karyawan swasta. Ini tes pegawai negeri sipil, Mak. Negara yang punya urusan, bukan swasta."
"Terserah engkaukah Latief. Bagi Emak orang-orang di sana sama saja. Sama rakus dan kejamnya. Semuanya ingin ia luluskan, kalau ada uang sogokan atau saudaranya. Tidak percaya engkau dengan kata Emak, lihat aja nanti," ujar Emaknya.
Lemas ia mendengar ucapan Emaknya. Rasanya tidak ada harapan baginya.Orang yang selama ini sangat ia agungkan karena do'anya berkata demikian pahitnya. Tetapi , terkadang hal itu ada benarnya. Apalah ia hanya orang biasa yang tak punya uang, relasi, atau kerabat di lingkungan pemerintahan. Tidak seperti rekan-rekanya yang ketika ujian sudah sibuk. Mereka sibuk mencari calo atau mendekati pejabat-pejabat yang bersangkutan untuk menyodorkan uang sementara ia hanya bisa ia hanya bisa mendekati buku-buku atau mantan gurunya untuk mengulang semua bahan pelajaran. Ia hanya membanting tulang dan memeras otaknya. Ia pasrah, ia hanya menyerahkan segalanya kepada tuhannya, Allah.
Tetapi, ucapan Emaknya tidak terbukti. Walaupun pengumumannya sempat tertunda sampai bulan Maret, itu tidak jadi masalah baginya. Persoalan itu tidak dihiraukannya lagi karena ia sangat gembira ketika namanya tertulis di sebuah kolom koran. Ia memastikan lagi dengan melihat nomor ujiannya.
"Sa-tu, li-ma, e-nol, sa-tu sa-tu, e-nol, e-nol sem-bi-lan, liiima, haa...., benar" desahnya sendiri. "Aku lulus...!! teriaknya dengan menambahkan loncatan dan senyumnya.
"Selamat-selamat...!" ujar teman-temannya.
"Kapan kami ditraktir?" tanya seorang temannya.
Ditraktir...??? ia mengulum senyumnya. Begitu ia lulus, dengan mudah mereka minta ditraktir? Mereka tidak pernah ingin tahu berapa kali ia mereguk sendiri kekalahannya...? Dan sekarang begitu lulus, semuannya mengerubunginya. Tak semudah itu!