Tahun Baru Imlek merupakan salah satu perayaan terpenting orang Tionghoa di Indonesia khususnya, dan bangsa ini pada umumnya yang mengedepankan asas persatuan (bhinneka tunggal ika) saling hormat menghormati (toleransi umat beragama).Â
Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh pada tanggal ke-15.
Tahun baru Imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama dalam penanggalan Tionghoa  dan berahir dengan Cap Go Meh pada hari ke-15-Nya (kalender lunar/imlek), dimana didalam setiap tahun dalam kalender lunar/ imlek diwakili oleh salah satu hewan dari dua belah hewan (shio), yaitu macan, naga, kuda, ayam jago, kelinci, lembu, domba, monyet, tikus, anjing, babi dan ular dan ditahun 2022 ini diwakili atau bertepatan dengan shio macan air kaum tionghoa percaya bahwa ditahun ini memiliki banyak kualitas sebagaimana macan air, tak terduga, dinamis, menarik dan sebagainya.
Tahun baru imlek dengan berbagai kegiatan dan tradisi yang unik, misalnya mendekor rumah dengan nuwansa warna merah dan lampion, pertunjukan barongsai, ampau, dan masih banyak lagi dan kebahagiaan dalam perayaan tahun baru yang dilakukan oleh kaum tionghoa tidak hanya dirasakan oleh kaum tionghoa saja, melainkan juga dirasakan oleh masyarakat yang ada disekitarnya, misalnya dalam pertunjukan barongsai, bagi bagi ampau, serta biasanya ada jelajar kuliner oleh orang tionghoa itu sendiri yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat pedagang kaki lima dan sejenisnya. hal ini berarti perayaan tahun baru imlek bukannya menebar perbedaan tetapi bagaimana kemudian, dari perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mempersatukan kita dengan saling berbagi kebahagiaan, bukan malah menebar kebencian.
sebenar-benarnya suatu kepercayaan itu tetap menurut keyakinan individu/kelompok, oleh karena itu hormat menghormati dalam hal kepercayaan atau biasa diistilahkan toleransi umat beragama sebagai pondasi kerukunan dan keutuhan suatu bangsa khusus-Nya bangsa indonesia, sedangkan sebaik-baiknya percaya pada suatu kepercayaan adalah diimplementasikan dalam perbuatan, artinya selain diyakini dalam bentuk ucapan dan hati, juga harus diimplementasikan dengan perbuatan, inilah sebaik-baiknya percaya pada suatu kepercayaan atau suatu faham.
penulis teringat pada sebuah tulisan dalam buku "Tasawuf Modern" dalam sub bab Iman yang pada intinya, "ketika orang itu enggan melakukan kewajiban dari apa yang diyakini berarti orang itu hanya ucapannya saja yang percaya semenara hati-nya tidak karna orang yang tidak melakukan suatu perbuatan itu lantaran hatinya menolak". orang tionghoa pun begitu, artinya apa yang diyakini oleh mereka harus diimplementasikan dengan sebuah tindakan atau perbuatan seperti kegiatan-kegiatan spiritual dalam tahun imlek ini, masyarakat atau kaum tionghoa percaya bahwa buah jeruk mandarin adalah simbol penting dalam hidup, menurut kepercayaan mereka, memiliki jeruk mandarin dirumah saat imlek akan membawa kesejahteraan atau kekayaan sebagaimana warna jeruk mandarin yang bersimbol emas, jeruk mandarin memiliki harapan akan datangnya kesejahteraan bagi pemiliknya.
inilah sekelumit tentang tahun baru imlek dan apa yang ada di dalam imlek itu sendiri serta makna atau konsep beragama atau berkeyakinan secara khusus juga penulis cantumkan dalam tulisan ini sekedar untuk menambah khazanah dan wawasan kebangsaan serta memperkokoh ke-bhinnekaan kita.
Selamat merayakan tahun baru Imlek bagi sahabat-sahabat yang merayakan, semoga harapan dan kebaikan tetap bersemayam dalam kehidupan dan salam 0%
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H