Mohon tunggu...
Muhammad Hadi Nur Fakhri
Muhammad Hadi Nur Fakhri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

TIM PMM Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sinergi Masyarakat dan Mahasiswa: Menuju Desa Ngijo Kota Malang yang Bersih dan Sehat

25 Februari 2024   18:06 Diperbarui: 28 April 2024   21:45 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim PMM bersama ibu-ibu PKK/dok. pri

Salah satu yang menjadi isu global saat ini adalah pencemaran lingkukngan yang diakibatkan oleh sampah. Sampah sendiri terbagi menjadi dua kategori yaitu sampah organik dan anorganik. Naasnya yang sering menjadi sorotan adalah pada pengelolaan sampah anorganik seperti sampah plastik. Padahal, sampah organik juga memiliki dampak negatif terhadap keberlanjutan lingkungan.

Dengan pertambahan jumlah penduduk global, sampah makanan meningkat sementara ketersediaan pangan semakin terbatas. Peningkatan sampah organik, terutama dari sisa-sisa makanan, sayuran, dan buah, menjadi permasalahan serius yang memerlukan penanganan segera. Keprihatinan terhadap ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi makanan memunculkan perhatian terhadap sampah makanan sebagai isu global. Meskipun masih ada kelaparan, banyak juga makanan yang terbuang sia-sia karena kelebihan.

Selama 20 tahun terakhir, Indonesia telah menyumbangkan sekitar 23-48 juta ton sampah makanan per tahun, setara dengan 115-184 kilogram per kapita per tahun, menurut data yang disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama Foreign Commonwealth Office Inggris. Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) 2021 mencatat jumlah sampah secara nasional mencapai 26,35 juta ton per tahun, dengan komposisi sampah organik sebesar 41,92 persen, sampah anorganik 50,5 persen, dan lainnya sebesar 7,58 persen. Berdasarkan informasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), sampah organik sendiri menyumbang 56 persen dari total sampah yang beredar di Indonesia pada tahun 2021.

Berdasarkan keprihatinan tersebut, Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktiku Negeri Gelombang 4 Kelompok 1 Tahun 2024 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Desa Ngijo, Karangploso, Malang dengan dosen pembimbing ibu Hudaniah, S.Psi., M.Si. dan beranggotakan 5 orang Pirdandi Aslami (201910040311325) sebagai koordinator, Muhammad Hadi Nur Fakhri (202110370311255), Kris Suhartini Dwi Putri (202110020311055), Izzah Ammany Duba Sibuea (202110020311072), Ardiansyah Dwi Sulistyo (202110020311012) mengambil tema Pengembangan Sistem Kesehatan Dengan Pengolahan Sampah Organik Di Desa Ngijo Untuk Mewujudkan Lingkungan Bersih Dan Sehat. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). 

Minggu, 28 Januari 2024, Tim PMM Kel 1 Gel 4 bekerja sama dengan ibu ibu PKK Dusun Leses, dilakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya pemilahan sampah dan pengelolaan sampah rumah tangga. Pemilahan sampah dan pengelolaan sampah rumah tangga merupakan aspek penting dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Kegiatan sosialisasi dan edukasi yang terarah dan terus-menerus sangatlah vital untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya praktik ini.

Tim PMM bersama ibu-ibu PKK/dok. pri
Tim PMM bersama ibu-ibu PKK/dok. pri

Jumat, 2 Februari 2024, kelompok 1 gelombang 4 di RT 08 Dusun Leses, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang telah dilakukan kegiatan sosialisasi pentingnya pengolahan sampah dengan media pembuatan pupuk kompos sederhana dan pengolahan sampah dengan media maggot. Dalam upaya meningkatkan kesadaran lingkungan dan mengurangi jumlah sampah organik yang terbuang di Desa Ngijo, tim PMM telah mengadakan sebuah sosialisasi yang sangat penting bersama ibu-ibu PKK di RT 08 Dusun Leses. Acara tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai peran manggot dalam pengelolaan sampah organik serta proses pembuatan pupuk kompos sederhana dari sampah rumah tangga.

Sosialisasi ini bertujuan untuk merubah mindset masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK, dalam memandang sampah organik sebagai sumber daya yang dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai potensi sampah organik, diharapkan masyarakat akan lebih peduli dalam memilah dan mengelola sampah organik di rumah tangga mereka.

Penyampaian informasi dalam sosialisasi ini mencakup penjelasan yang komprehensif mengenai fungsi manggot dalam mendaur ulang sampah organik serta langkah-langkah praktis dalam pembuatan pupuk kompos sederhana. Melalui diskusi interaktif, tanya jawab, dan demonstrasi praktik, diharapkan materi yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami dan diimplementasikan oleh masyarakat.

Tujuan akhir dari sosialisasi ini adalah menciptakan siklus pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Dusun Leses, Desa Ngijo. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses pengelolaan sampah organik, diharapkan akan tercipta lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi seluruh warga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun