Mohon tunggu...
Hadiyan
Hadiyan Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar Universitas Muhammadiyah Jakarta Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Minat pada Studi Islam dan Sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Tiru Fir'aun dan Kaumnya (II)

20 April 2024   11:50 Diperbarui: 20 April 2024   12:04 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
portalislam123.blogspot.com

Jika pada bagian pertama (I) tulisan tentang Fir'aun disebutkan 27 sifat buruk Fir'aun, maka tulisan bagian kedua  (II) ini memfokuskan kepada keterangan al-Qur'an tentang penyebutan kata Fir'aun yang dilekati dengan penyebutan khusus, seperti keluarga Fir'aun (alu Fir'aun), kaum Fir'un (qaum fir'aun), perintah Fir'aun (amr fir'aun),  tipu daya Fir'aun (kayd fir'aun), isteri Fir'aun (imraat fir'aun), dan kekuasaan Fir'aun ('izzat fir'aun).  

Dari enam ungkapan yang melekat pada kata fir'aun ini, perlu dikecualikan (artinya perlu ditiru oleh khususnya wanita-wanita muslim), kata imraat fir'aun, atau isteri Fir'aun. Dari Al-Qur'an diketahui  bahwa isteri Fir'aun adalah wanita salihah sebagaimana tertera dalam surat al-Qashash (28) ayat sembilan (dan ini dipertegas pada surat al-Tahrim (66) ayat 11), Dan isteri Fir'aun berkata, "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat untuk kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tidak menyadari".

Dari informasi wahyu di atas, jelas bahwa isteri Fir'aun yang menurut Ibn Katsir dalam Qashash al-Anbiya (Kisah-kisah para Nabi) bernama Asiah binti Mazahim adalah wanita baik penyelamat Musa yang masih bayi merah. Memang, atas izin dan skenario Allah, bayi merah Musa yang dihanyutkan oleh sang ibu (bernama Ayarikha)  demi menyelamatkan sang anak dari kekejian genosida Fir'aun, mengarah ke istana kerajaan Fir'aun, dan kemudian diperlihara, dirawat isteri Fir'aun.

Lima ungkapan (minus imraat fir'aun) diurai di bawah ini :

Pertama adalah keluarga Fir'aun (aalu fir'aun). Ungkapan ini disebut 14 kali dalam Al-Qur'an, yang meski secara harfiah kata al dalam bahasa Arab berarti 'keluarga. Pada buku Terjemah Al-Qur'an Kementerian Agama, kata ini diterjemahkan dengan  'pengikut Fir'aun'.  

Semua konteks ayat yang menyebut ungkapan  aalu fir'aun ini buruk, di antaranya yaitu mengepung Musa dan Bani Israil dengan penyiksaan berat, menyembelih anak laki-laki Bani Israil, dan membiarkan anak-anak perempuan (QS.2: 49, QS. 14:6); ditenggelamkan oleh Allah (QS. 2:50), mendustakan ayat-ayat Allah sehingga Allah siksa tersebab dosa-dosa mereka (QS.3:11); disiksa Allah beberapa tahun dan mendapat kekurangan buah-buahan (QS. 7:130); kafir terhadap ayat-ayat Allah sehingga Allah siksa tersebab dosa-dosa mereka (QS. 8:52); mendustakan ayat-ayat Allah, dibinasakan, dan ditenggelamkan oleh Allah (QS. 8:54); ditimpakan Allah azab yang pedih (QS.40:45); api neraka ditunjukkan pagi dan petang kepada mereka, dan pada Hari Kiamat dimasukkan ke dalam neraka (QS. 50:46); mendustakan SEMUA ayat Allah meski sudah datang peringatan kepada mereka (QS.54:41-42).

Sampai di sini, perlu dicatat satu data menarik pada surat Ghafir (40) ayat 28 perihal adanya seorang keluarga/pengikut Fir'aun yang baik (beriman kepada kerasulan Musa) yang mengkritik rencana jahat pembunuhan Musa; "Dan berkata seorang yang beriman dan menyembunyikan keimanannya, 'Apakah kalian akan membunuh orang yang bekata tuhanku adalah Allah, sementara telah datang kepada kalian keterangan-keterangan dari Tuhan kalian; jika dia (Musa) berdusta, maka baginya kedustaannya, tetapi  jika dia benar, maka akan menimpa kalian apa yang dijanjikan. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang berlebihan lagi berdusta'".      

Kedua adalah kaum Fir'aun (qawm fir'aun) yang disebut empat kali dalam al-Qur'an (QS. 7:109, 127; QS.26:11; QS.44:17) dan terkadang disebutkan juga dengan ungkapan qaumuhu, yang berarti kaumnya, yang disebut juga empat kali dalam al-Qur'an (QS.7:137; QS.20:79; QS.27:12; QS.43:51). Keterangan  dan konteks semua ayat tentang kaum Fir'aun tersebut adalah sebagai berikut :  mengatakan Musa sebagai ahli sihir yang pandai, memprovokasi Fir'aun untuk memusuhi Musa, kaum yang zalim, kaum yang diazab oleh Allah, kaum yang Allah hancurkan peninggalannya, kaum yang disesatkan oleh Fir'aun (sendiri), kaum yang fasik, dan kaum yang terkooptasi propaganda Fir'aun.    

Ketiga adalah perintah Fir'aun (amr fir'aun) yang disebutkan dua kali sekaligus pada ayat 97 surat Hud.  Dari ayat ini difahami adanya perintah Fir'aun kepada kaumnya (agar mereka mematuhinya) adalah tidaklah benar; dan karenanya pada ayat 98 ditegaskan ia (nanti) berjalan di muka kaumnya lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi. Ayat 99 selanjutnya berisi juga informasi yang mengerikan berkenaan kaum Fir'aun; Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk  

Keempat adalah tipu daya Fir'aun) (kayd fir'aun) yang disebut satu kali (QS.40:37) dan menerangkan bahwa tipu daya Fir'aun hanyalah membawa kerugian (bagi dirinya sendiri). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun