Mohon tunggu...
Hadiyan
Hadiyan Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar Universitas Muhammadiyah Jakarta Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Minat pada Studi Islam dan Sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahalnya Kebenaran di Republik Ini

25 Agustus 2022   05:55 Diperbarui: 23 Februari 2023   22:07 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                  Foto : ERA.ID

Di tengah rasa syukur atas nikmat kemerdekaan (77 tahun) bangsa Indonesia pada 17 Agustus 2022, atensi publik tertuju kepada kasus yang merundung institusi kepolisian Republik Indonesia. Seolah sungguh institusi ini belum merdeka dari oknum-oknum polisi perusak, Polri sedang bekerja keras memerdekakan kelembagaannya dari citra buruk oknum petugasnya. 

Saat rapat dengar pendapat dengan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia pada Rabu, 24 Agustus 2022, seorang anggota Dewan menyampaikan himbauan penting tentang belum terlambatnya Polri untuk mengingatkan pentingnya moral, akhlak, keimanan, ketakwaan anggota Polri dalam bertugas. Sifat-sifat etik profetik ini jelas memang akan menjadi bekal aparat kepolisian dalam bertugas dengan benar. Adanya perintah membunuh orang -apapun motifnya- bertentangan dengan hukum negara dan agama. Negara melindungi warganya. Agama mengatakan membunuh satu nyawa seperti membunuh seluruh umat manusia. 

Kasus Ferdi Sambo/FS (dia bukan Rambo yang seorang pahlawan) benar-benar mengusik perhatian publik. Prihatin, kesal, gregetan, campur aduk masuk ke batin publik yang merindukan kebenaran.  Berlarut-larutnya pengungkapan kasus dan berubah-rubahnya laporan para pihak terlibat, menunjukkan mahalnya Kebenaran di Republik ini. Cerita mana yang benar, laporan Berita Acara Pemeriksaan mana yang menjadi acuan, kejadian apa yang sesungguhnya terjadi, masih samar-samar. 

Katanya terjadi kasus tembak-menembak antar polisi, belakangan itu cuma rekayasa FS. Katanya CCTV rusak, nyatanya belakangan diberitakan sengaja dirusak oleh oknum polisi. Bahkan terakhir diwartakan 90-an orang oknum polisi terlibat dalam kasus ini. Rusak republik ini. Petugas garda terdepan pengawal kebenaran di republik ini terlibat kasus kejahatan. Rusak. Mahalnya kebenaran di republik ini. Betul belaka yang dipuisikan oleh begawan penyair Indonesia, Taufik Ismail : "Sungguh kita belum benar-benar merdeka".

Lepas dari itu, kita apresiasi kinerja Kepolisian. Kita berbaik sangka masih ada orang-orang baik di kepolisian. Rakyat membutuhkan mereka. Rakyat membutuhkan keamanan dan kenyamanan negara agar rakyat merdeka bekerja dan beribadah. Semangat pa Kapolri, pa Sigit Listiyanto. Sikat habis pa siapapun oknum anggota Bapak yang merusak institusi Kepolisian. Junjung tinggi kebenaran. In sya Allah di mata rakyat Bapak adalah 'Pejuang'. Sebagai warga negara yang beragama, kita 'semua' terutama saya, diingatakan ayat Al-Qur'an, "Dan katakanalah (hai Muhammad) telah datang kebenaran dan musnah kebatilan, sesungguhnya kebatilan itu pasti lenyap" (Q.S. 17: 81). Satu lagi PR Bapak, apa sebenarnya kejadian yang dialami Ibu Putri Candrawati, isteri FS yang juga sudah kepolisian jadikan sebagai Tersangka. Kami menunggu apa motif semua peristiwa ini. Selamat bertugas demi Kebenaran, supaya Kebenaran tidak lagi mahal di Republik tercinta ini. Amin.         

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun