Mohon tunggu...
hadiyan amrullah
hadiyan amrullah Mohon Tunggu... Guru - Universitas Muhammadiyah Jakarta

Saya pribadi yang terbuka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manusia dan Dua Manzilahnya

25 Januari 2025   17:59 Diperbarui: 25 Januari 2025   17:59 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia makhluk Allah yang mulia (QS.95:4). Ada afirmasi lain al-Quran, manusia yang paling mulia adalah yang paling bertakwa (QS. 49:13)

Makhluk Allah lainnnya seperti langit, bumi, tumbuhan, juga hewan berada di bawah manusia. Saking mulianya manusia, makhluk seperti malaikat diperintah bersujud kepada Adam (QS. 2:34).

Mengiringi konsep kemuliaannya, ada dua kedudukan (mulia) manusia yang melekat padanya. Adalah pakar al-Quran dari Persia, al-Raghib al-Asfahani, dalam bukunya al-Dhariah ila Makarim al-Syariah, yang meneorikannya; Pertama manzilah al-ibadah (kedudukan sebagai hamba)  dan kedua manzilah al-khilafah (kedudukan sebagai pemimpin).

Dua manzilah ini melekat pada makhluk manusia, sesuatu yang tidak dimiliki makhluk Allah lainnnya

Dalam al-Quran dinyatakan bahwa manusia (dan jin) diciptakan untuk beribadah kepada Allah (QS.51:56), sementar pada ayat lain ditegaskan juga bahwa manusia diciptakan untuk memimpin dalam memakmurkan bumi (QS.2 : 30)

Sesudah tegas dua kedudukan melekat dan integratif pada manusia ini, dapat disebutkan pada satu sisi, keberadaan manusia di titik 'terbawah' sebagai mengabdi kepada Penciptanya (Allah SWT), dan di sisi lainnya keberadaannya di titik tertinggi, yaitu sebagai 'leader', atas makhluk lainnya, bahkan seperti langit, bumi, dan gunung (QS.33 : 72)

Al-Asfahani di dalam karyanya di atas, menambah informasi penting lainnya, yaitu bahwa seorang dalam manzilah al-ibadah melekat padanya karakteristik kebersihan fisik (taharah al-jism), dengan argumen bahwa setiap ibadah mensyaratkan aspek Kebersihan; Sementara seseorang dalam manzilah al-Khilafah melekat padanya karakteristik kebersihan jiwa (taharah al-nafs).

Mudah-mudahan dua kedudukan in : manusia sebagai seorang Hamba, dan manusia sebagai seorang Pemimpin, menjadi jalan kita semua selamat menuju Allah SWT.

Amin

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun