Mohon tunggu...
Hadi Taufik
Hadi Taufik Mohon Tunggu... -

Satu Nusa Satu Bangsa Satu Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

ARB yang Berbeda

13 Mei 2014   20:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:32 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada kali ini saya ingin memaparkan mengenai perbedaan yang dimiliki oleh Aburizal Bakrie (ARB) yang sebenarnya hanya sedikit diketahui oleh banyak orang. Kok bisa hanya sedikit orang yang tahu mengenai hal ini? Ya memang, selama ini kita lebih senang mendengar atau menerima informasi negatif dari orang lain, meskipun itu belum tentu benar. Sementara itu kita sendiri enggan untuk menerima informasi positif yang memang sebagai kenyataan.

Selama ini kita sudah sama-sama mengetahui siapa itu ARB. Mendengar nama ini, sudah lekat dengan kita atau kita bisa langsung menjudge usai mendengar nama ini, yaitu mengenai kasus Lapindo (Lumpur Sidoarjo). Mengapa kita bisa langsung berbicara sampai sejauh itu? Ya karena kurangnya menerima informasi yang berimbang. Mengenai hal ini sebenarnya sudah banyak pembahasan kalau bukanlah kesalahan ARB. Selain itu ARB juga sudah mengeluarkan dana 9 Triliun untuk mengganti rugi, bahkan mengganti untung kepada para korban.

Banyak yang belum kita ketahui tentang ARB. Apa kira-kira pengalaman yang ARB miliki? Beberapa pengalaman yang dimiliki oleh ARB yaitu ikut mendirikan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan menjadi Ketua Umum pada periode 1977-1979. ARB juga sempat menjadi Ketua Umum Persatuan Insinyur se-Indonesia (1989-1994). Selain itu, ARB juga menjabat sebagai Ketua Umum Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia selama dua periode (1993-2003) dan Presiden Kadin Asean (1996-1998). Usai menjabat sebagai Ketum (Ketua Umum) Kadin dua periode, ARB memilih mengakhiri karier di dunia usaha selama ini dengan meninggalkan Kelompok Usaha Bakrie/Bakrie Group (1992-2004). Pilihan tersebut juga sejalan dengan dipercayanya ARB menjadi Menteri Koordinator Perekonomian. Selama menjadi Menko Ekonomi, ARB sukses memotori renegosiasi Blok Cepu, antara Pertamina dan Exxon. Hasil dari renegosiasi ini, Indonesia mendapat tambahan penghasilan Rp 25 Triliun per tahun untuk sepuluh tahun pertama.

Selanjutnya ARB berpindah jabatan menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Saat menjabat menjadi Menko Kesra, ARB pun sukses menyelesaikan berbagai persoalan, terbukti salah satunya adalah persoalan kelaparan massal di Yakuhimo (Papua), melahirkan kebijakan KUR (Kredit Usaha Rakyat) serta pengembangan PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat).

Melihat beberapa pengalaman ARB selama ini, saya rasa ARB adalah Calon Presiden paling siap,  bahkan menjadi salah satu Capres yang tangguh. Selama ini sudah cukup teruji ARB menjadi pribadi yang kuat di saat datangnya serangan dari berbagai penjuru, entah dari kawan maupun dari lawannya. Berbagai kasus telah digunakan oleh lawan politik maupun bisnis untuk menjatuhkan ARB, berbagai serangan opini negatif pun datang untuk membuat ARB jatuh, namun nyatanya dia masih kokoh sampai saat ini. Bahkan dalam kompetisi melawan Keluarga Rothschild pada kasus Kisruh Bumi PLC yang berskala global ini, ARB terbukti dapat menanganinya dengan baik dengan memenangkan pertarungan yang sempat terjadi setahun ke belakang lalu ini. Nampaknya tak perlu dipertanyakan lagi bagaimana kompetensi seorang ARB jika kita lebih terbuka mata kita untuk melihat Calon Presiden yang kompeten, yang siap, memiliki berbagai bukti dan juga sudah teruji sebagai pribadi yang tahan banting.

Saat ini kita membutuhkan sosok yang paham mengenai pemerintahan, ekonomi, pendidikan, pertahanan, dan memiliki visi misi yang dapat menyejahterakan rakyat kecil dan menengah. Semua kriteria kebutuhan sosok pemimpin untuk Indonesia itu sudah ditemukan pada sosok seorang Aburizal Bakrie. Selain memiliki visi misi yang lengkap, paham dalam berbagai bidang, memiliki pengalaman segudang, ARB bersama Partai Golkar juga memiliki Visi untuk kemajuan Indonesia sampai 2045 yang bernama Negara Kesejahteraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun