Mohon tunggu...
Hadi Taufik
Hadi Taufik Mohon Tunggu... -

Satu Nusa Satu Bangsa Satu Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Selalu Tak Mampu Atasi Isu HAM

20 Juni 2014   23:55 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:57 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kampanye kali ini, kedua kandidat sering kali berkampanye tentang perdamaian dan tidak akan adanya pengkotak-kotakan WNI dikarenakan mereka semua menilai bahwa perbedaan suku dan ras di Indonesia adalah salah satu faktor unik yang membuat Indonesia menjadi unik, dan hal tersebut pun akan menjadi kekuatan bangsa Indonesia untuk berbicara banyak di dunia internasional.

Namun belum lama ini, Prabowo Subianto sebagai kandidat nomor 1, menyatakan statement yang bertentangan dengan kampanye anti pengkotak-kotakan WNI seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut adalah ketika Prabowo mengeluarkan pernyataan mengenai orang timur yang lebih cocok menjadi polisi atau tentara dikarenakan sering berkelahi. Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Victor Silaen, menyatakan bahwa pernyataan tersebut adalah pernyataan rasial.

Ada juga pernyataan Prabowo mengenai Polri seharusnya hanya merekrut yang ganteng dan yang cantik saja agar disegani masyarakat. Apakah paras sangat menentukan bahwa seseorang menjadi disegani atau tidak? Apalagi menurut saya, ganteng dan cantik itu relatif, tapi jelek itu mutlak (mohon hiraukan kalimat ini, hehe). Menurut saya, seseorang menjadi disegani atau tidak, tidak dikarenakan perawakan yang tampan atau cantik, tapi dnegan prestasi yang telah dicapai.

Prabowo juga mantan tentara, apakah itu juga menggambarkan bahwa Prabowo juga senang berkelahi sehingga ia masuk dalam militer? Apakah militer dan kepolisian identik dengan kekerasan sehingga ia berkata seperti itu? Sungguh sangat disayangkan memang pernyataan tersebut keluar dari mulut seorang mantan Danjen Kopassus. Pernyataanya tersebut secara tidak langsung telah mencoreng kepolisian dan militer kita.

Belum lagi ditambah dengan pernyataan dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Wiranto mengenai kasus penculikan aktivis pada tahun 1998. Hal tersebut tidak dapat dianggap enteng, dikarenakan hal tersebut bersangkutan dengan rekam jejak Prabowo sebagai capres seperti yang dikatakan oleh pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Dwipayana yang dilansir oleh detik.com.

Arie berpendapat Prabowo harus menjelaskan hal ini secara terbuka dikarenakan hal ini menyangkut kasus pelanggaran HAM. Prabowo harus mengatakan yang sebenarnya mengenai kejadian ini agar semua orang mengetahui yang sebenarnya dan terhindar dari azas praduga tak bersalah. Apabila Prabowo mengemukakan yang sebenarnya mengenai hal ini, maka kabut yang menutupi kejadian tersebut akan hilang dan masyarakat akan mengetahui fakta-fakta yang ada mengenai kejadian tersebut.

Kalau Prabowo yakin tidak bersalah, seharusnya ia tidak perlu menutupi fakta-fakta yang sebenarnya. Kalau merasa benar, kenapa harus takut? Kecuali memang Prabowo melakukan kesalahan pada kejadian tersebut sehingga ia tidak mau untujk mengungkapkan hal tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun