Hari ketiga pelaksanaan Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dipusatkan di Hotel Grand Royal Panghegar, Bandung, Selasa (5/7), ini, memasuki saat-saat yang cukup menegangkan alias mendekati anti-klimaks, Siang ini, menurut rencana digelar sidang paripurna pembahasan tata tertib pemilihan Ketua Umum dan Tim Formatur DPP PPP periode 2011-2016.
Sidang pembahasan tata tertib, seperti pengalaman muktamar sebelumnya diperkirakan berlangsung alot karena adanya perbedaan dan kemungkinan benturan kepentingan, terkait dengan tata cara, teknis dan tentu saja keberadaan masing-masing kandidat yang akan maju memperebutkan kursi nomor satu PPP.
Pantauan di arena muktamar, wacana pemilihan secara aklamasi tampaknya tidak mudah untuk direalisasikan mengingat beberapa hal seperti, tidak ada jaminan suara DPW (Provinsi) bisa sama dengan suara DPC (Kabupaten/Kota) yang merupakan mayoritas. Beberapa cabang misalnya dari Prov. NAD yang terang-terangan membangkang terhadap DPW-nya. Demikian pula, beberapa provinsi lainnya, meski DPW sudah menampakkan isyarat mendukung Suryadharma Ali, namun tidak demikian halnya DPC-DPC di bawahnya.
Provinsi (DPW) termasuk DPC-DPC nya yang mendukung SDA antara lain, Sumatera Barat. Sementara DPW Jawa Tengah juga secara tegas menyatakan dukungannya kepada Achmad Muqowwam (AM). Calon lainnya, Ahmad Yani (AY), meski banyak didukung oleh DPC dari berbagai propinsi di tanah air, tetapi belum satu pun DPW yang sudah resmi menyatakan dukungan terhadap Ketua Umum LBH DPP PPP ini.
Tak dapat dipungkiri, popularitas SDA yang saat ini juga menjadi Menteri Agama RI dalam KIB jilid dua, memang cukup mengemuka di arena muktamar. Sejumlah dukungan dari berbagai DPW dan DPC tampak lewat berbagai spanduk dan baliho. Namun demikian, dinamika yang berkembang di internal partai yang mengusung tema muktamar, 'Menjadikan PPP Sebagai Rumah Besar Umat Islam" ini, tidak dapat mengabaikan begitu kencangnya tuntutan dan desakan arus bawah yang menghendaki adanya perubahan. Keinginan kuat melakukan perubahan di tubuh PPP setidaknya mencerminkan pula kuatnya dukungan kepada dua kandidat, AM dan AY.
Introspeksi dari AM dan AY dilontarkan pada debat kandidat seusai upacara pembukaan muktamar. Keduanya sepakat bahwa PP yang cukup dikenal oleh seluruh bangsa Indonesia karena label dan atribut ke-Islam-annya, kini menjadi terpuruk bukan karena berkurangnya simpati umat Islam melainkan karena miss management dari pengurus partai selama ini.
Belum lagi berbagai isu negatif yang kini menerpa DPP PPP seperti, tidak jelasnya laporan keuangan, kendali Ketua Umum DPP PPP yang mengakibatkan sistem dan mekanisme organisasi yang tidak berjalan pada rel-nya dan minimnya pendekatan DPP PPP sekarang dengan warga PPP di akar rumput.
Berdasarkan hal-hal tersebut dapat diprediksi bahwa pemilihan Ketua Umum dan Tim Formatur DPP PPP 2011-2016 juga bakal berlangsung alot. Kepentingan masing-masing calon akan diperjuangkan dalam sidang pembahasan tata tertib pemilihan. Beredar info, kubu SDA akan memperjuangkan sistem pemilihan dengan menggunakan PIN yakni, setiap peserta yang punya hak suara sudah ditentukan penulisan/penyebutan nama calon mis A menulis ABC, B menulis BCA, C menulis CAB dan seterusnya. Kalau cara ini digunakan, besar kemungkinan SDA akan mengungguli calon lainnya.
Untuk mengantisipasi disetujuinya usulan kubu SDA tersebut, kubu lainnya akan memperjuangkan penulisan/penyebutan nama bebas namun disepakati jika hal tersebut sudah dianggap diketahui calon mana yang dimaksud. Misalnya, SDA bisa saja ditulis Suryadharma, Suryadharma Ali, Drs H Suryadharma Ali, dst atau A Muqowwam, Achmad Muqowwam, Achmad M, dst, Demikian pula, AY bisa ditulis Ahmad Yani, A Yani, atau Ahmad Y, dst.
Dari kalangan peserta sendiri memang belum dapat ditebak kemana suara mayoritas mereka ditujukan, apakah kepada SDA, AM atau AY. Namun demikian, ada yang memprediksi bahwa AY paling banter memperoleh sekitar 100 suara sementara sisanya masih fifty-fifty antara SDA dan AM. AY banyak diusung oleh kalangan generasi muda partai berlambang Kabah ini, karena dianggap sudah cukup banyak membesarkan partai melalui sepak terjang dan kinerjanya di DPR-RI.
Keberadaan AM memang menjadi saingan berat SDA, mengingat kader PPP yang berasal dari Pemuda Ansor dan NU ini konon sudah mendapatkan restu dari sejumlah kiai, sesepuh dan tokoh senior PPP bahkan juga didukung oleh tokoh nasional yang kini memimpin salah satu partai papan atas di republik ini.