Mohon tunggu...
Hadi Suprapto Rusli
Hadi Suprapto Rusli Mohon Tunggu... -

Profesional, Manager Campaign Indo Barometer dan Pengamat Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hasil Quick Count Pilpres 2014

9 Juli 2014   23:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:50 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, tepat tanggal 9 Juli 2014 bertepatan dengan 11 Ramdhan rakyat telah memberikan hak nya untuk memilih siapa yang akan memimpin Indonesia 5 tahun kedepan mewujudkan mimpi dan cita Indonesia terlepas itu siapa pun pilihan mereka. Begitu juga para calon presiden dan calon wakil presidennya juga telah menyatakan deklarasi Pemilu Damai Siap Menang dan Siap Kalah pada saat ditetapkan sebagai calon presiden dan cawapres.

Kampanye, saling serang opini, provokasi dan intrik menjelang pemilihan tanggal 9 Juli 2014 telah kita lalui, namun ada sebuah peristiwa menarik yang perlu menjadi catatan penting selama pemilihan presiden secara langsung mulai digulirkan di Indonesia, yaitu Hasil Quick Count yang berbeda.

Perbedaan hasil Quick Count yang berbeda dimunculkan oleh masing-masing lembaga survey tentunya msyarakat dibuat bingung siapa yang menang, lembaga surveymana yang bisa dipercaya..pertanyaan itu muncul di setiap benak masyarakat. Apa lagi di mata pendukung dan tim sukses yang ada di seluruh penjuru Indonesia. Kita berharap semua pihak bisa menahan diri hingga pengumuman resmi KPU.

Hasil Quick Count yang dilakukan oleh lembaga survei dengan hasil yang berbeda tentu akan menimbulkan implikasi, maka oleh karena itu diperlukan kejujuran akademis dari lembaga penyelenggara Quick Count tersebut untuk mengungkapkan data-data yang sebenarnya, dan perlu dilakukan investigasi terhadap lembaga penyelenggara cuick count tersebut terkait dengan sample, metode penarikan sample, surveyor, sistem IT nya. Jika lembaga tersebut terbukti melakukan pembohongan publik dan data yang dikeluarkannya tidak bisa dipertanggungjawabkan secara akademik. maka pihak penyelenggara PEMILU harus memberikan sanksi yang tegas.

Di sisi lain, Sikap kenegarawanan dan pernyataan siap menang, siap kalah sedang sang Calon sedang di uji bukan pada saat sebelum Pilpres berlangsung, tapi bagaimana pernyataan itu muncul pada saat hasil quick count telah diumumkan....

Harapan terbesar kepada masayarakat Indonesia untuk bisa ikut mengawasi penyelenggara Pilpres mulai dari proses penghitungan sampai selesai, dan kita berharap KPU dan Bawaslu fair dan netral untuk menjaga amanah rakyat yang telah diberikan hari ini, TNI dan POLRI juga harus benar-benar mengawasi proses ini jangan sampai ternodai. SBY sebagai presiden dimasa terakhir jabatannya memiliki tugas yang sangat berat harus mampu hadir menjadi mediator kedua calon untuk memberikan rasa aman menuju transisi kepeminanan yang sehat. Salam Damai Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun