[caption id="attachment_154990" align="aligncenter" width="300" caption="dok.winda"][/caption]
Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan gambar di atas bukan? Sebuah gambar yang menjadi pengantar dalam cerita berseri Resep Si Onis yang selalu hadir di media blog ini. Buat anda yang belum tahu bagaimana itu resep si onis, saya akan memberikan sedikit gambaran.
Chicklits online “Resep Si Onis” menceritakan tentang kehidupan sehari-hari seorang karyawan bernama Fani yang bekerja sebagai front officer atau resepsionis di sebuah perusahaan Jepang. Tokoh ini berteman dengan seorang resepsionis lainnya yang bernama Anis, yang kemudian diplesetkan menjadi Onis. Ceritanya begitu membumi dan seolah-olah nyata karena itu terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sosok Fani yang ditaksir atasannya yang ekspatriat Jepang merupakan sosok sentral yang memiliki karakter sangat kuat. Untuk lebih lengkapnya silahkan anda klik disini.
Bagi anda penggemar chicklits online “Resep Si Onis” agaknya kurang afdol jika tidak mengenal siapa dan bagaimana karakter penulisnya. Meskipun Resep Si Onis ini bukanlah cerita berseri pertama yang dia tulis, namun ternyata cerita ini mulai memiliki beberapa penggemar fanatik.
[caption id="attachment_154991" align="alignleft" width="228" caption="dibalik resep si onis - dok winda"][/caption] Adalah Winda Krisnadefa, sosok yang berada dibalik asam manisnya cerita Fani bersama Tanabe-san.Winda, yang terlahir bernama Winda Fitriani ini, adalah Seorang ibu muda yang memiliki citra khayalan tinggi dalam membuat cerita-cerita pendek.Beberapa cerita pendek yang di muat di kompasiana ini selalu mendapat tanggapan positif dari para pembaca. Tentu saja Winda merasa bahwa apa yang dikomentarkan para pembaca cerpen-cerpennya, adalah penyemangat dirinya untuk senantia membuat cerita yang enak dibaca. Termasuk juga dalam pembuatan cerita berseri Resep Si Onis.
Menurut penuturan Winda, cerita ini menjadi terasa membumi karena ini terjadi di kehidupan sehari-hari. Perempuan lulusan Administrasi perhotelan di sebuah sekolah tinggi pariwisata di Bandung ini mengaku bahwa dirinya senang berkhayal. Termasuk ketika bekerja sebagai resepsionis ketika lulus kuliah dulu, Winda merasa bersyukur karena ringannya pekerjaan yang dibebankan padanya, membuat dia bisa berimajinasi bebas sesuai alur pikirannya.
Jika anda membaca balasan Winda atas komentar-komentar teman-temannya, pastilah anda akan menyunggingkan senyum. Betapa tidak, Winda memberikan jawaban yang culun dalam setiap komentar yang masuk ke cerita tersebut. Padahal, dibalik keculunannya, Winda adalah sosok yang cerdas. Bagaimana tidak disebut cerdas, jika sejak SD hingga SMP Winda tidak pernah lepas dari 3 besar rangking terbaik di kelasnya. Begitu pun di SMA-nya, Winda yang ternyata memilih jurusan Fisika (A-1) ketika itu, tetap mempertahankan prestasinya. Sebuah prestasi yang membanggakan menurut saya. Namun Winda berkelit ketika saya berkesempatan memujinya.
“Boro-boro pinter Di, gw mah culun wkwkwkwkwk.” Begitu kilah Winda, sebuah cara bergengsi untuk menaikkan mutu. Merendah untuk menaikkan mutu, itu istilahnya hehehe.
Begitu pun ketika saya meminta izin untuk menuliskan sedikit biografinya sebagai penulis Resep Si Onis, Winda kembali merendah.
“Apa yang mau lo tulis Di? Gw mah gak punya prestasi yang bisa dibanggain. Gw gak pernah dapet piala, hihihi.” Begitu komentar Winda.
Padahal meskipun Winda mengaku tidak pernah punya prestasi, dia ini ternyata pernah masuk pelatnas renang junior sewaktu SD lho, dan menjadi juara tiga. Cuma itu satu-satunya prestasi menurut dia. Padahal selain itu masih ada lagi prestasi Winda ketika SMP. Dia menjadi utusan sekolahnya untuk mengikuti LDKS se- DKI Jakarta. Siswa/siswi yang menjadi pilihan lah yang berkesempatan mengikuti latihan dasar kepemimpinan sekolah tersebut.
Ada cerita menarik dari Winda ketika dia memutuskan kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata di Bandung. Bukan karena keinginan murni untuk menimba ilmu administrasi perhotelan yang terbersit di kepala Winda saat itu, melainkan dia ingin melihat siluet gunung yang begitu indah di kota Bandung. Sebuah alasan yang aneh menurut saya hahaha.
“Emang gw lebay kali ya Di hihihi.” Begitu balas Winda ketika saya ngakak memberikan predikat lebay hahaha. Tapi walaupun lebay, saya justru merasa enjoy ketika ngobrol dengan Winda karena Winda berhasil membuat saya tertawa ngakak. Easy going adalah kesan lainnya ketika saya ngobrol online dengannya. Winda tidak lagi memikirkan apa kata orang tentang dirinya. Entah lebay, atau culun julukannya, dia tetap menjadi dirinya.
Banyak hal-hal seru dan menarik yang ingin saya ceritakan disini sebenarnya, namun perempuan yang bersuamikan Edu Krisnadefa ini berpesan: ”Awas lo ya kalo cerita yang aneh-aneh tentang gw, hahaha….”
Oya, menurut penuturan perempuan ibu dua anak ini, cerita Resep Si Onis sebenarnya adalah cerita lama yang sudah ngendon 5 tahun di laptop yang kini sudah rusak. Dulu Winda membuat Resep Si Onis ini Cuma sampai episode tiga saja. Namun setelah melihat respon pembaca yang luar biasa ketika cerita ini dia naikkan ke kompasiana, semangat Winda untuk meneruskan kisah Fani kembali terlecut. Dan hasilnya, setiap episode selalu ditunggu-tunggu oleh fans setianya. Termasuk saya, hehehe. Winda mengaku cerita ini mengalir begitu saja dari otaknya sesaat sebelum dia publish.
Agaknya, jika ada penerbit yang tidak mau menerbitkan kisah Resep Si Onis, akan sangat rugi karena cerita ini sudah memiliki penggemar sendiri. Saya berharap, semoga ada penerbit yang segera menghubungi saya (sebagai manajernya hehehe) atau ke Winda langsung untuk menerbitkan cerita resep si onis ini. setuju? (HS)
Kakimanangel, 1juni2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H