Masih serba-serbi dari balik sensus.
[caption id="attachment_137367" align="alignright" width="232" caption="ilustrasi bikinan sendiri"][/caption]
Kejadian ini terjadi di salah satu rumah warga yang kebetulan saya datangi. Teman-teman pencacah tampaknya sengaja “menyodorkan” saya ke salah satu rumah yang memang penghuninya agak sedikit banyak tanya. Mengingat kejadian tempo hari ketika pendataan checklist, teman-teman pencacah jadi malas untuk berkunjung balik ke rumah tersebut.
Baik, sedikit bercerita apa yang membuat malas teman-teman. Waktu pendataan listing, pakaian kami tidaklah begitu lengkap. Maklum, hari sudah siang jadi jaket pun tidak lagi menutupi pakaian bukan seragam kami. Nah si pemilik rumah ini agaknya sedikit cerewet hingga kami yang tadinya Cuma mau mendata siapa nama kepala keluarga dan berapa anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut harus garuk-garuk kepala karena jengkel. Si pemilik rumah malah meminta kelengkapan dari kami. Termasuk surat tugas. Setelah itu dia sedikit “berceramah” tentang program pemerintah yang menurut dia uang proyeknya sedikit. Setelah itu dia pun lari ke kasus Gayus dan juga teroris. Duh, bertele-tele dan makan waktu deh pokoknya waktu itu. Alhasil, teman-teman merasa malas mendatangi lagi karena takut memakan waktu lama. Dan jadilah saya dijadikan “tumbal” mendatangi rumah tersebut.
Singkatnya, datanglah saya ke rumah tersebut. Di beranda rumah sudah tampak si pemilik rumah yang waktu itu “ceramah”. Jujur saya juga agak malas sih hehe…. Tapi berhubung ingin pekerjaan cepat selesai, saya pun berusaha se-ramah mungkin dan memasang senyum bersahabat. Ternyata kali ini dia kooperatif dan saya bisa mendatanya dengan selamat tanpa ceramah. Malah saya mendapat kenangan lucu disini.
Ketika saya mendata, tiba-tiba masuk seorang pedagang ikan keliling. Ibu-ibu agak tua. Kami tidak menghiraukan teriakannya menawarkan ikan.
“Ikaaaannn…”
Saya tetap menanyai pemilik rumah. Kebetulan ini adalah pertanyaan tentang anaknya yang bernama Bella.
“Maaf Pak, Tanggal lahir Bella kapan ya?” begitu tanya saya
Si Bapak pemilik rumah ini agak berpikir. Mungkin mengingat-ingat.
Sementara itu penjual ibu penjual ikan kembali menawarkan dagangannya: “Ikaaaaannn…”
Karena si Bapak pemilik rumah tidak ingat kapan tanggal lahir anaknya, dia pun memanggil istrinya.
“Maaaaaaaa….” Teriaknya
Terdengar suara istrinya dari dalam.
“Sudah punya ikan mah...” teriak istrinya.
Kemudian:
+ Maaaaaaa……
= Ikaaannnn
# Nggak beliiii… sudah ada ikan maaaahhh…
+ Maaaaaaaa
# Nggaaa Beliiii, Sudah ada ikan maaaahhhh…
+ Maaaaaaaa
# Nggaaa Beliiii, Sudah ada ikan maaaahhhh…
^_^
Rupanya si Bapak tidak sabar dan akhirnya masuk ke rumah… terdengarlah percakapan begini:
“Mama ini gimana sih, Papa teriak-teriak manggil nggak dijawab. Ibu penjual ikan manggil, dijawab beberapa kali. Papa mau tanya tanggal lahir Bella. Ini ada petugas sensus.”
Hahaha… ingin rasanya saya ketawa ngakak. Mungkin jika ada teman yang melihat muka saya, kayaknya kulit item ini berubah menjadi ungu karena saya menahan tawa supaya tidak meledak. Rupanya si Mama menyangka, si Papa berteriak itu karena ingin membeli ikan. Hahaha….
Kakimanangel, 09052010 - hiburan segar diantara lelahnya mendata warga hehehe. (HS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H