Mohon tunggu...
Hadi Samsul
Hadi Samsul Mohon Tunggu... PNS -

HS try to be Humble and Smart

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nenek Tua di Sudut Kota

31 Juli 2010   02:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:26 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Awalnya tulisan ini saya siapkan sebagai bagian dari lomba. sempat terpublish beberapa menit, namun ternyata salah penempatan rubrik dan tidak dianggap masuk kategori lomba. Maka dari itu saya sembunyikan dulu dan sekarang saya muat ulang disini. Semoga memberi inspirasi.

-hs-

Saya melihat pemandangan kontradiktif ini di stasiun besar Bekasi. Seorang nenek jompo, sudah terbongkok-bongkok, menyeret langkahnya kecil-kecil, memunguti sampah-sampah bekas air mineral. Awalnya saya berpikir sang nenek mengumpulkan botol bekas air mineral tersebutuntuk dijual ke pengepul. Namun rupanya saya salah. Nenek tersebut ternyata memungut sampah-sampah untuk dibuang pada tempatnya. Beberapa orang yang menaruh iba, memberi dan berbagi sedikit rejeki mereka terhadap nenek tersebut, dan sang nenek tidak menolak. Namun dia juga tidak meminta-minta menengadahkan tangan kepada orang-orang yang lalu lalang di stasiun itu. Sebuah usaha dilakukan sang nenek. Hebat menurut saya!

Kenapa hebat? Ya, ditengah usianya yang sudah renta, nenek ini tidak meminta-minta. Beda dengan kita yang mungkin lebih cenderung mengejar harta untuk kesenangan semata. Ini nenek kedua yang saya temui yang lebih memilih untuk melakukan usaha terlebih dahulu ketimbang meminta-minta. Nenek pertama, adalah mak Siti yang saya temui ketika sensus dahulu.

Nenek yang saya lihat di stasiun Bekasi ini memang menerima setiap pemberian orang. Tapi, sekali lagi, itu bukan hal utama yang dia lakukan. Dia tidak duduk diam menengadahkan tangan menanti orang datang memberi sumbangan. Dia setidaknya melakukan sedikit usaha meskipun dia tahu usahanya tidak mungkin mendatangkan uang.

Atas dasar kemanusiaan, setiap orang yang melihat usaha keras sang nenek berjalan tertatih-tatih membuang sampah, segera mengulurkan bantuan mereka. Ini adalah balasan untuk usaha sang nenek.

Nenek yang bahkan saya tidak sempat ketahui namanya ini, agaknya bisa ditiru oleh para pengemis dan peminta-minta yang Cuma duduk diam di emperan jalan sambil menutupi muka dengan kain compang camping seadanya, serta sering membiarkan anaknya (atau mungkin anak orang lain) tidur tergeletak di sampingnya. Jika saja mereka terinspirasi oleh sang Nenek, mungkin jumlah pengemis akan berkurang.

[caption id="attachment_206813" align="aligncenter" width="300" caption="Nenek berjalan terbungkuk-bungkuk-1. dok pribadi"][/caption] [caption id="attachment_206818" align="aligncenter" width="300" caption="Nenek membuang sampah2 - dok.pribadi"][/caption] [caption id="attachment_206819" align="aligncenter" width="300" caption="ada yang memberi uang pada sang nenek 3 - dok.pribadi"][/caption]

Untuk saya, nenek ini telah memberikan inspirasi dan bukti nyata tentang tidak ada untung dengan enteng. Harus berusaha jika ingin memperoleh sesuatu. Harga diri jauh lebih penting ketimbang sekedar materi.

Nenek tua yang sangat renta, namun dia bukan peminta-minta. Salut untuk orang tua setangguh dia yang di usia senjanya masih melakukan sesuatu yang dia rasa bisa berguna untuk orang-orang di sekitarnya. Semoga ini memberikan pelajaran berharga untuk kita semua. (HS)

kakimanangel, juli2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun