“Nil, saya mau angkat profil kamu buat tulisan saya. Mau ikutan Nokia green ambassador lagi.” “Doweng… kagak salah tuh ? Kenapa harus aku? kenapa nggak David aja ?” “Karena kamu teman saya. saya mau teman saya yang maju hehe….” Begitu pesan saya ketika membuka obrolan melalui fasilitas yahoo messenger dengan salah satu teman kuliah saya yang bernama Anilawati Nurwakhidin.
***
Saya mengenalnya tepat ketika awal masa perkenalan orientasi kampus saya (semacam opspek gitu deh). Kala itu, saya berdiri di samping Anil-demikian dia disapa- yang mengenakan atribut opspek yang aneh-aneh dan tidak penting. Mata saya tertumbuk pada nama alias yang dipakai Anil. Sebagai calon mahasiswa di jurusan Biologi kependidikan, kami diharuskan memakai nama latin tumbuhan, dan nama yang melekat pada karton yang dikalungkan di leher Anil adalah Dandella repens. Saya tidak tahu nama tumbuhan apa Dandella repens itu. Yang jelas di pikiran saya waktu itu, namanya pas banget sama yang berdiri mengalungi nama itu, Anilawati. Masa perkuliahan di salah satu perguruan tinggi pencetak calon guru itu kami lalui pada kelas perkuliahan yang berbeda meskipun kami sama-sama satu jurusan, kecuali beberapa mata kuliah yang digabung. Pada saat kuliah gabungan itulah kami bertemu dan bercanda mengenang masa-masa opspek. Hingga akhirnya kami menyelesaikan waktu perkuliahan dan skripsi dalam masa yang tidak sama, saya tidak mengetahui lagi kegiatan teman-teman saya, termasuk Anil. Alangkah takjubnya saya manakala mengontak Anil untuk suatu kepentingan. Sesaat setelah saya kontak, dia mengajak saya untuk ikut terlibat dalam kegiatannya bernama Sahabat Gede Pangrango (SGP). Tentu saja saya tidak menolak karena disamping didasari keingin-tahuan saya tentang SGP, saya juga punya kesempatan untuk reuni. Dan tidak banyak yang berubah dengan Anil yang saya kenal semasa kuliah, kecuali kepeduliannya pada lingkungan yang terbilang cukup tinggi. Bahkan jauh lebih tinggi dibanding saya. Oya, sekedar info tambahan, SGP adalah salah satu kampanye yang digagas oleh LSM lingkungan bernama YPBB (Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi). Lain kali saya akan menceritakan tentang kegiatan SGP. Nah, di YPBB inilah Anil berkecimpung. Dari situ, saya mulai mengetahui bahwa Anil telah menjelma menjadi salah satu aktivis lingkungan. “Aku masuk YPBB awalnya sebagai relawan.” Demikian anil berkisah tentang awal mula dia masuk dan terlibat dalam kegiatan YPBB. [caption id="attachment_837" align="aligncenter" width="300" caption="saya,anil, dan peserta SGP-foto: dok. syifa alawy (dimuat juga pada syifa19.multiply.com)"]
Saat ini, Anil menjadi staf di YPBB. Dia menjadi koordinator untuk tiga bidang yakni koordinator pendidikan dan pelatihan (termasuk di dalamnya support materi untuk pertemuan zero waste community), kegiatan lainnya di divisi ini terkait pelatihan dan sebangsanya. Koordinator kedua: koordinator relawan. Koordinator ketiga, koordinator humas. Anil sendiri berada di bawah koordinator YPBB bernama David Sutasurya-yang disebutkan pada pertanyaan Anil di awal tulisan ini. Sekilas tentang zero waste community, Anil menjelaskan bahwa itu adalah sebuah komunitas yang digagas YPBB. Menurut Anil, komunitas ini merupakan perkumpulan orang-orang yang berkeinginan untuk mewujudkan lingkungan yang zero waste alias minim atau nol sampah di sekitarnya. Mulai dari lingkungan yang terkecil (diri sendiri, keluarga, kamar kost, dll) hingga lingkungan tempat ia beraktifitas (RT, RW, kelurahan, tempat kerja, sekolah, dll). Untuk mendukung Komunitas ini, maka YPBB memfasilitasi pertemuan rutin komunitas Zero Waste. Ini merupakan sebuah acara pertemuan yang diselenggarakan rutin setiap satu bulan. Di dalam acara ini, YPBB mempertemukan orang-orang yang melakukan ataupun yang baru akan mulai melakukan upaya zero waste-nya, untuk saling berbagi pengalaman dan saran terkait upayanya tersebut. Saya sendiri pernah mengikuti pertemuannya sekali di tahun 2009, dan hingga saat ini tergabung dalam milist ZWC. [caption id="attachment_838" align="aligncenter" width="300" caption="aksi anil pada saat menjadi fasilitator pada pelatihan guru-guru PLH - foto:dok. anilawati n friends"]
***
Itulah teman saya, Anilawati Nurwakhidin, S.Pd. Seorang calon guru yang kini ‘terdampar’ menjadi aktivis lingkungan. Semoga apa yang digagas Anil dan YPBB-nya memberikan kontribusi untuk bumi ini. Salam hijau (HS) tulisan ini dimuat juga di blog pribadi saya, disini NB: jika ingin ikut bergabung bersama mailing list zwc, subscribe saja email anda ke zerowaste_community@yahoogroups.com jika ingin mengetahui lebih banyak tentang ypbb, klik saja situsnya disini YPBB Facebook, ada disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H