Mohon tunggu...
Suhadi Sanglor
Suhadi Sanglor Mohon Tunggu... lainnya -

lahir di sanglor gunungkidul yogyakarta, 18 desember 1970,mantan pencari rumput dan kayu bakar, saat ini tiap hari bersentuhan dengan autocad, punya keinginan bisa membukukan artikel yang saya tulis dikompasiana entah kapan waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gili Terawangan Tidak Ada Polisi dan Polusi

20 Februari 2014   18:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:38 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

jumat pagi jam 6 berangkat dari bandara ngurah rai menuju pelabuhan padang bay dengan menggunakan bus, melewati jalan by pass ngurah rai kemudian masuk ke jalan ida bagus mantra yang seperti tol karena hampir semua kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi. menempuh perjalanan kurang lebih satu jam sudah sampai di pelabuhan padang bay. kemudian perjalanan menuju gili terawangan dilanjutkan dengan menggunakan kapal cepat marina srikandi II yang bisa memuat penumpang 160 orang. diperkirakan perjalanan menuju gili terawangan memerlukan waktu tempuh hanya dua jam. jika menggunakan kapal feri roro dari padang bay menuju pelabuhan lembar saja butuh waktu kurang lebih lima jam.

[caption id="attachment_312955" align="aligncenter" width="502" caption="kapal marina (dok.pribadi)"][/caption]

sebenarnya kami sudah biasa menyeberangi laut dengan kapal biasa, namun berhubung baru sekali ini mau naik kapal cepat maka ada sedikit rasa khawatir. seperti apa kecepatan kapal marina ini, jika kapal biasa saja butuh waktu lima jam, tapi dengan kapal cepat marina hanya butuh waktu dua jam. dengan start pelan-pelan kapal mulai menerjang ombak laut selat bali menuju gili terawangan. memang diawal menyenangkan, belum begitu merasakan terjangan ombak besar, karena kecepatan kapal masih sekitar 100km/jam, namun setelah kapal sudah sampai setengah perjalanan atau persis di tengah-tengah antara pulau bali dan gili terawangan, maka kecepatan kapal ini ditambah hingga 300km/jam karena melawan ombak tinggi.dengan kecepatan tinggi tersebut, banyak penumpang yang akhirnya mabuk dan muntah-muntah. dengan menghibur diri dan santai, kami melewati dengan selamat tanpa mabuk laut.

[caption id="attachment_312958" align="aligncenter" width="502" caption="monitor perjalanan kapal (dok.pribadi)"][/caption]

dengan perasaan lega akhirnya kami tiba di gili terawangan dengan selamat, tanpa adanya tempat bersandar, dengan terpaksa lepas sepatu untuk turun dari kapal. setibanya di gili terawangan kami istirahat sejenak di sekitar pantai sambil menikmati minum dan makanan ringan. sebelum akhirnya kami menuju hotel untuk menginap.

[caption id="attachment_312959" align="aligncenter" width="502" caption="akses menuju kamar (dok.pribadi)"][/caption]

memang menyenangkan berwisata di gili terawangan, karena udaranya bersih tanpa polusi dari kendaraan bermotor. tidak ada satupun kendaraan bermotor di gili terawangan, moda transportasi hanya cidomo   (sejenis andong) kalau di jogja, sama sepeda kayuh /onthel yang di sewakan. masalah keamanan dijamin aman tentram meskipun sama sekali tidak ada polisi. karena dengan swakelola masyarakat setempat sudah menjamin keamanan. meskipun setiap malam banyak kafe maupun resto yang sejenis sperti di legian bali, tempat turis berpesta ria.

[caption id="attachment_312962" align="aligncenter" width="502" caption="kapal motor gili terawangan-lombok(dok.pribadi)"][/caption]

hari kedua kami melanjutkan perjalanan menuju lombok, dengan menggunakan kapal motor yang berkapasitas 16 orang, menerjang ombak laut lombok di pagi hari sangat menyenangkan karena belum terkena angin kencang. sebab jika sudah agak siang kata pemilik kapal, ombaknya tinggi.

[caption id="attachment_312981" align="aligncenter" width="502" caption="jalan yang rusak(dok.pribadi)"][/caption] sesampai di lombok perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan bus menuju tempat wisata pantai tanjung aan. dengan melewati route yang lumayan jauh karena dari lombok barat menuju lombok tengah ternyata hampir setengah hari. masih untung di perjalanan tidak bertemu dengan acara pesta perkawinan adat lombok yang biasanya harus pawai di jalan raya. [caption id="attachment_312989" align="aligncenter" width="502" caption="buah hati di pantai tanjung aan(dok.pribadi)"][/caption] selepas menikmati panasnya pantai tanjung aan, kami melanjutkan perjalanan ke tempat wisata desa adat lombok yaitu desa asli masyarakat sasak sade. yang mana desa tersebut dihuni oleh anak turun mereka dan tidak boleh ada warga lain yang masuk ke kampung mereka. [caption id="attachment_312993" align="aligncenter" width="502" caption="suasana desa sasa(dok.pribadi)"][/caption] desa sasak ini sebagian besar warganya selain menjadi petani dan nelayan juga berdagang cindera mata hasil kerajinan sendiri. terutama kain tenun asli buatan tangan. [caption id="attachment_312995" align="aligncenter" width="336" caption="seorang nenek sedang memintal benang secara manual(dok.pribadi)"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun