Membuat laporan udah pake lembur 3 hari tapi nggak jadi-jadi bikin saya pening dan jenuh. Iseng-iseng untuk membunuh kejenuhan saya buka file foto-foto semasa saya kuliah dulu. Membuka memori masa lalu memang kadang bisa membuat kita senyum-senyum sendiri, bisa bikin sedih, bisa bikin eneg, bahkan bisa juga bikin badmood, tergantung dari foto apa yang kita lihat. Dari sekian foto yang saya lihat, tiba-tiba ingatan saya melayang pada sosok seorang teman sebut saja namanya dodi (nama sebenarnya) hehe...
Dodi adalah anak muda aseli kelahiran tanah makassar seperempat abad silam. Pembawaannya yang ringan, supel, serta pandai bercanda membuat ia tak kesulitan untuk mendapatkan banyak teman. Ditopang kemampuannya dalam mengolah kata serta penampilan gaya emo (waktu itu lagi hot-hotnya gaya emo) membuat banyak mahasiswi ‘terpaksa’ kesengsem padanya. Beda dengan saya yang ketika kuliah nggak ada satupun mahasiswi yang minat sama saya (kok malah curcol).
Oke kembali ke dodi, bagi saya dodi ini punya ‘keunikan’ tersendiri dibanding kawan-kawan saya yang lain. yang sampe sekarang saya tidak mengerti adalah mengapa dia begitu gampang mendapatkan cewek tanpa ‘modal’ besar dan waktu yang lama. Selain itu, cewek yang dia pacari bisa dipastikan adalah cewek-cewek ‘high quality’. Saya nggak ngerti apakah ini suatu kebetulan ataukah memang dia punya standar sendiri ketika memilih cewek. Dari analisa pribadi saya, sedikitnya ada 3 kriteria yang selalu melekat pada cewek-cewek yang dia pacari : Cantik, Tajir, Rada Pinter dikit. Sy penasaran dengan ‘strategi perang’ yang dia pake, kok sebegitu mudahnya tanpa membutuhkan modal dan waktu yang lama bisa dapet ‘barang bagus’. Terkait ihwal ini saya pernah menanyakan rasa penasaran tersebut ke dodi.
“bro, apa sih rahasianya, kok ente gampang banget ngedapetin cewek. Bahkan tiap bulan bisa gonta-ganti macam kartu perdana saja?”
sambil nyengir dia jawab “ah nggak ada rahasia aneh-aneh kok, gue Cuma baca ini”
dia nunjukin ke saya file pdf yang ada di dalam laptopnya : KAMUS GOMBAL SUKSES 100%, 5Gb.
“buset dah ente baca beginian? Dapet darimana?”
dia Cuma menyunggingkan senyum dan menjawab “haha... gue githu loh”
sampe saat ini sosok dodi masih menjadi teka-teki dan menyimpan misteri bagi saya. Sosoknya susah ditebak dan kadang diluar dugaan.
Dari sekian cewek yang pernah jadi korban gombal warningnya dodi adalah fara. Fara sendiri adalah mahasiswa fakultas ekonomi kampus sebelah. Di mata saya, fara itu anaknya santun, nggak neko-neko, cantik, pinter dan tajir. Dia datang dari keluarga berada. Papanya adalah tukang ngontrak (kontraktor maksudnya) yang proyeknya sudah menasional bahkan beberapa ada yang di singapore dan thailand. Ketahuan berapa penghasilannya perbulan. Sedang mamanya adalah dosen sertifikasi di kampus dia kuliah. Saya kenal fara karena kami pernah satu forum dulu. Entah trik apa yang digunakan dodi hingga fara bertekuk lutut dihadapannya. Apa faranya yang terlalu bodoh atau dodinya yang terlalu licik, keduanya bisa saja terjadi.
Singkat cerita mereka tiba-tiba jadian. Semenjak jadian sama fara, dodi jadi jarang berkumpul dengan temen-temennya termasuk saya. Fara ini cewek yang perhatian dan baik. Terbukti baru beberapa bulan pacaran dia udah beliin aneka bebajuan dan celana ke dodi. Kamar dodi yang sebelumnya cuma berisi almari baju, meja kecil dan sebilah gitar kini jadi lebih meriah dan variatif. Ada speaker aktif, kipas angin, Kamera DSLR, laptop, HD external, flashdisk, modem lengkap, bahkan motor juga ada. Saya nggak tau status kepemilikan barang-barang tersebut, apakah hak milik ataukah Cuma dipinjemin. Saya nggak berani bertanya ihwal itu karena memang bukan urusan saya. kemudian soal selera makan, dia juga sudah berubah. Yang tadinya hobi makan di burjo dan angkringan kini semenjak berpacaran dengan fara jadi jarang ‘berziarah’ ke burjo. Dia lebih sering makan di resto, serendah-rendahnya nasi padang lah. Padahal menu-menu yang ada di nasi padang adalah makanan mewah yang tidak semua anak kos bisa menikmatinya setiap saat. Pernah saya ngajak dia ke burjo dia malah jawab “ah nggak bro, kebanyakan makan nastel ntar lidah gue kesleo”. idih sombong banget ini bocah.
Hingga pada suatu ketika saya maen ke kontrakannya dia, saya bertanya pada udin temen kontrakannya
“fara kok tumben nggak maen kesini din” tanya saya penasaran.
“loh kamu belum tau? udah cerai mereka bro”
“lebay ente ah cerai, putus kali? “
“iya maksudnya itu, habis kemaren heboh sih bertengkar di kontrakan kaya orang udah nikah aja”
“emang yang diributin apaan din?”
“tuh tanya aja sama dodinya langsung, lagi di burjo tuh orangnya”
Haha... ternyata setelah dia putus dari fara kehidupannya kembali ‘normal’.
Di warung sejuta anak kos ‘burjo’, dodi cerita banyak tentang ‘proses’ pertengkarannya dengan fara menjelang putus. Jadi setelah putus dari fara, semua ‘aset’ yang pernah fara kasih ke dodi ditarik semua. Motor, Speaker aktif, kamera, laptop, HD, modem, bahkan flasdisk juga diminta. Dan yang saya tak habis pikir, semua nota-nota makan di resto selama pacaran juga diclaim sama fara! Ini udah mirip kaya asuransi saja. Kata fara semua nota makan bila dihitung-hitung ada 2jtan, tapi kata dodi Cuma 500an ribu saja, akhirnya diambilah jalan tengah yakni 1jt. jadilah si dodi mengganti uang makan selama mereka pacaran sebesar 1jt. Setelah ribut dan putus, baik dodi maupun fara nggak pernah saling kontak. Mungkin karena dodinya enegh dan jengkel, ternyata si fara itu itung-itungan banget, sampe nota-nota makan ketika pacaran dulu ditagih segala macem. Fara juga mungkin jengkel, karena nggak nyangka ternyata dodi playboy level olimpiade yang mantannya tersebar dari sabang sampe merauke. Setelah sekian lama tidak saling hubungan, tiba-tiba hape dodi berdering mendapat sms dari fara. Isinya singkat “kembaliin foto gue!” busyet... ternyata drama kemarahan fara belum berhenti. Fara nggak cuma menarik semua aset yang pernah dia kasihkan ke dodi, bahkan foto close up ukuran 2x3 juga diminta! Dengan singkat dodi balas sms fara “ketemuan besok jam 10 di coffe shop”
Sesuai instruksi dodi, fara datang tepat jam 10 di caffe shop, sementara dodi datang agak telat. Melihat dodi datang telat, fara langsung nyemprot.
“lo tu nggak ada rubahnya ya, lo yg bikin janji lo juga yang mengingkari, emang lo tu nggak ada benernya, cowok brengs*k, udah sini kembaliin foto gue!”
dengan gayanya yang khas seolah tak berdosa dodi mengeluarkan dompetnya, dia mengambil tidak hanya satu foto, tapi sepuluh foto dengan wajah berbeda-beda. Dengan kalimat yang singkat, padat, jelas dan menyakitkan diapun angkat bicara
“pilih sendiri fotomu, aku sudah lupa dengan wajahmu!”
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI