Peristiwa yang kelam terjadi kala Arema menghadapi Persebaya pada lanjutan BRI Liga 1 2022 pekan ke 11. Tragedi bermula ketika para suporter tak terima dengan hasil akhir pertandingan Arema harus tunduk dengan skor 2-3 dari Persebaya.Â
Setelah peluit akhir berbunyi mulailah kerusuhan terjadi. Para suporter turun ke lapangan dan melakukan perusakan. Banyaknya suporter yang mengamuk menyebabkan aparat kewalahan.Â
Mereka terpaksa menggunakan gas air mata dengan tujuan untuk menenangkan masa. Namun hal yang tak diinginkan terjadi. Banyak dari suporter yang sesak nafas karena gas air mata mereka berlarian ke sana kemari Hal itu menyebabkan banyak dari mereka yang terinjak-injak dikabarkan lebih dari 130 orang tewas akibat kerusuhan ini.
Sebenarnya FIFA melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion karena alasan keselamatan. Tapi mengapa di Kanjuruhan masih digunakan. Liga 1 akhirnya dihentikan untuk sementara waktu. Bahkan berita ini sudah sampai di induk sepak bola dunia atau FIFA.Â
Sanksi sudah pasti akan dijatuhkan kepada Arema bahkan mereka bisa keluar dari homebase dan tanpa penonton. PSSI harus cepat melakukan evaluasi mengingat banyaknya korban jiwa di tragedi ini.
Lalu bagaimana dengan nasib Timnas Indonesia. Semoga FIFA tidak menjatuhkan sanksi yang berat terhadap sepak bola Indonesia terutama Timnas kita yang sedang naik daun. Akan sangat disayangkan jika Timnas dilarang mengikuti kompetisi Internasional.Â
Semoga persitiwa ini memberikan pelajaran bagi suporter di seluruh Indonesia untuk bersikap dewasa. Ingat!!! Â Kalah hari ini bisa menang esok hari Tetapi mati hari ini tidak bisa hidup lagi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H