Derbi adalah rivalitas antara dua kubu yang ingin meraih sebuah kesuksesan. Makna derby itu sendiri sangat penting bagi setiap kubu, entah dari sudut pandang pelaku derby hingga para suporter.
Yang membuat derby itu menarik tidak lain adalah sejarahnya. Mulai dari sejarah tentang merebutkan satu stadion seperti AC. Milan dan Internazionale Milano atau memperebutkan satu buah nama kota seperti derby Manchester.
Yang paling terpenting dari derby itu sendiri adalah cara setiap kubu untuk menjaga sebuah kehormatan entah dimata suporter sendiri atau suporter kubu musuh.
Maka dari itu kemenangan saat derby menjadi prioritas pertama untuk setiap kubu. Terlebih bermain di kandang sendiri, bertambahlah keegoan untuk menang atas rival.
Bahkan sangking panasnya derby ada sebuah ungkapan “lu gak papa kalah lawan yang lain, tapi kalau lawan si a lu wajib menang. Ini bukan soal menang kalah tapi harga diri.” Mungkin itu kira – kira kata setiap terjadinya derby.
Awal oktober 2022 menjadi ajang pembuktian dari derbi – derbi yang lumayan panas. Derbi itu terjadi tidak hanya di cabang olahraga yang paling digemari masyarakat Indonesia tetapi juga terjadi di berbagai cabang olahraga seperti derby El – Classico Mobile Legends, antara RRQ Hoshi dan Evos Legends.
Faktanya derbi ini sangat penting bagi Evos Legends untuk bisa masuk ke babak Play Off. Selain itu juga ada derbi sepak bola pantai antara Indonesia dan Thailand, meski kabar ini kurang didengar oleh mayoritas warga Indonesia. Tetapi ini tetap menjadi derbi yang patut didukung juga.
Nah yang terakhir ini adalah derbi yang sering paling diminati masyarakat penggemar sepak bola di seluruh tanah air. Derbi Jawa Timur, antara Arema Malang dan Persebaya Surabaya. Derbi El – Classico antara Persija Jakarta dan Persib Bandung.
Selain di Indonesia, derbi juga hadir di Italia dan Inggris. Derbi Inter dan AS. Roma dan Derbi Manchester antara Manchester United dan Manchester City. Kabar baik bagi kubu Manchester United karena kapten mereka Harry Maguire tidak dapat tampil.
Bagaimana menurut para pembaca dengan rangkaian derbi yang tersaji pada awal Oktober ini ? Adakah tim jagoannya yang menang, atau malah tertunduk lesu seharian ?
Mari bahas satu per satu tentang derby yang terjadi. Mulai dari derby panas atara RRQ Hoshi dan Evos Legends.
Hasil yang tidak bagus diraih oleh Evos Legends setelah takluk 2 – 0 dari RRQ Hoshi.
Meski pada game pertama Evos Legend sempat memberikan tekanan yang berarti namun apalah daya yang di lawan adalah RRQ Hoshi si raja come back. Dengan insiator yang bagus dari Vyn. Membuat RRQ Hoshi mengamankan game pertama.
Di babak kedua RRQ Hoshi semakin perkasa dan tidak dapat dibendung lagi oleh Evos Legends. Hal yang menarik dari derbi ini adalah kedua belah suporter duduk berdampingan satu sama lain. Dan saling memberikan dukungan yang sportif.
Walaupun Evos kalah dan menutup asa mereka untuk maju ke babak Play Off, para suporter Evos Legend yaitu Evos Fams. Tudaklah begitu kecewa dengan hasil yang diraih.
Para Evos Fams ramai – ramai menggaungkan kata – kata Nice Try dan Good Game kepada para player Evos Legends. Di kubu rival juga seperti itu. Mereka saling memberikan respect kepada para player Evos Legends dan Evos Fams.
Kata respect inilah yang mencerminkan rasa saling menghormati dan menghargai antara suporter dengan suporter dan antara suporter dengan para player.
Lantas bagaimana tentang derbi sepak bola yang terjadi pada awal Oktober, Apakah berjalan dengan damai dan semua orang dapat menikmatinya dengan aman dan nyaman ? Kabar yang terdengar tampaknya berbalik seratus persen dengan apa yang terjadi di MPL Arena.
Stadion Kanjuruhan, Malang menjadi saksi peristiwa besar itu terjadi. Entah mungkin rasa kekecewaan Aremania lebih besar dari pada rasa kekecewaan yang dialami Evos Fams.
Lantas apa yang melatar belakangi itu semua ? Berbagai sumber mengatakan bahwa para oknum suporter yang marah itu disebabkan oleh kekalahan kandang pertama atas Persebaya yang terjadi kurang lebih 23 tahun. Wow, rekor yang lama sekali bukan.
Arema selalu menang melawan Persebaya di Stadion Kanjuruan Selama 23 tahun. Jika rumor itu benar pantas saja Aremania Kecewa. Tetapi menjadi sangat riskan sekali apabila para oknum Aremania menjadi marah besar akibat kekalahan tersebut.
Alhasil seperti apa yang diberitakan 125 orang Aremania meninggal dunia dan 2 orang polisi meninggal dunia. Selain kira – kira 180 orang masih dirawat di rumah sakit sekitar daerah Malang.
Sebuah pertanyaan yang mendasari peristiea dari kedua derbi di atas, Apakah rivalitas derbi itu berbeda dengan derbi yang lain ? jawabannya jelas berbeda. Kedua derbi tersebut masing – masing memiliki sejarah yang berbeda dan tingkat fanatik yang berbeda.
Jika Arema melawan Persebaya di kandang selama 23 tahun selalu menang dan baru pertama kali kalah malam itu, maka rasa kecewa yang mendalam menjadi rasa yang pertama kali menghantui para Aremania.
Tetapi bukan berarti derbi antara Evos dan RRQ tidak memiliki sejarah, jelas saja mereka punya sejarahnya mulai dari MPL Season pertama, Final M1, apalagi pada pertandingan saat ini Evos perlu kemenangan untuk mengamankan tiket play off. Dan para Evos Farm sangat menginginkan Evos tampil di play off.
Dari sejarah tersebutlah timbul rasa fanatik yang sangat keras, dan terkesan akan membela apa yang terjadi hingga titik darah penghabisan untuk kubu tercinta.
Tetapi satu hal yang harus digaris bawahi, kenapa peritiwa itu harus terjadi ? kenapa ? jika ada yang jawab takdir, maka percayalah. Orang itu bukanlah suporter sejati.
Jika ada yang jawab mungkin suporter sepak bola itu orang dewasa dan suporter esport itu kebanyakan bocah. Maka itu jawaban yang keliru. Seharunya yang dewasa mengerti arti sportifitas dan respect dibandingkan para bocah yang baru kemarin sore.
Salah satu sebab kericuhan itu terjadi karena menganggap sepak bola itu lebih dari segalanya. Sehingga apa bila ada kekalahan maka dia berhak ikut andil untuk memperbaiki.
Padahal kenyataan adalah sepak bola dan cabang olah raga lain bukan untuk merasa paling memiliki dan paling harus memperbaiki, tetapi sepak bola dan cabang olah raga lain adalah untuk menikmati pertandingan dan mempersatukan dua kubu.
Bukan ajang gengsi merasa paling memiliki. Jika hari esok sepak bola dilarang di Indonesia, maka dengan apakah bangsa Indonesia dapat bersatu, duduk bersama, tanpa membedakan, saling menghormati dan saling menyemangati ?
Salam Respect, doa untuk para korban Kanjuruhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI