Mohon tunggu...
mukti10
mukti10 Mohon Tunggu... Lainnya - staff

katakan suatu kebenaran walaupun itu pahit

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Subsidi BBM. Sudah Tepatkah?

20 November 2014   08:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:20 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

belum sampai satu bulan dilatik, Presiden Jokowi sudah mendapat reaksi keras dari masyarakat. Hal ini dikarnakan pada tanggal 17 November lalu Presiden mengumumkan bahwa pemerintah menaikan harga bbm bersubsidi masing-masing  RP 2.000/ Liter . Sebuah kebijakan yang cukup berani dan merupakan salah satu kebijakan yang tidak populis. Apalagi mengingat bahwa Images Jokowi sebagai sebuah Pemimpin yang merakyat. Tak heran kebijakan yang diambil ini pun mendapat reaksi keras. Hal ini dikarenakan karna kebijakan ini diambil ditengah banyaknya negara yang justru malah menurunkan harga BBM karn a harga minyak dunia yang turun.

sebagai seorang masyarakat, saya mempunyai beberapa saran tentang sistem subsidi BBM yang sebenernya sudah pernah di sampaikan oleh salah satu anggota komisi 7 periode lalu.

Menurut saya dari awal memang harus diakui sistem subsidi BBM sudah salah. Dengan sistem subsidi yang ada hanya memberatkan APBN. seharusnya sistem subsidi yang baik dan tidak memberatkan itu sistem subsidi per liter, bukan dengan menetapkan harga pasti dari bbm subsidi.

dengan sistem subsidi per liter ini, selain pemerintah bisa memastikan berapa besarnya subsidi bbm dalam rapbn, masyarakat juga mendapatkan pengetahuan tentang besarnya Harga minyak dunia karna meskipun di subsidi, harga bbm subsidi setiap harinya bisa berubah (seperti apa yg terjadi sama pertamax saat ini).

sebagai contoh :

andaikan pemerintah menetapkan harga subsidi rp 2000/liter dengan asumsi selama satu tahun masyrakat mengkonsumsi 60 juta kilo liter. maka dalam apbn tahun tsb subsidi bbm sebesar Rp 120.000.000.000.

sedangkan untuk harga bbm yang di jual di masyarakat akan menyesuaikan dengan harga minyak dunia (dan nilai ekonomi per liternya tentu). sebagai contoh jika harga minyak dunia sedang berada di kisaran $70/barel dan asumsi harga ke ekonomian per liter rp. 8.500. maka harga bbm subsidi di masyarakat berada pada harga Rp. 6500 ( Rp. 8.500 - Rp. 2.000 ). Namun jika harga bbm berada di kisaran $80/barel dan asumsi harga ke ekonomian Rp. 9.000, maka harga BBM di masyarakat Rp. 7000. jadi harga bbm yg di jual di masyarakat sesuai dengan harga minyak dunia.

sedangkan dengan sistem subsidi "harga pasti" seperti saat ini, subsidi yg di tanggung pemerintah bisa sangat besar ataupun bisa sangat kecil tergantung  harga minyak dunia dan kurs dollar . dan dengan sistem ini, jika harga minyak dunia sudah mencapai ambang batas atas, maka harga bbm di masyarakat mau tidak mau harus dinaikan agar tidak membebani apbn.

berikut adalah salah satu saran saya tentang sistem subsidi yang mungkin tepat digunakan agar tidak menjadi beban bagi APBN sekaligus mencerdaskan masyarakat tantang harga minyak dunia.

jika ada masukan silahkan disampaikan ke kolom komentar saya. terima kasih sebelumnya....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun