Wirausaha jamur tiram merupakan salah satu pilihan yang dapat dipilih ketika ingin mencoba dunia usaha yang mengarah pada dunia cocok tanam dan budidaya tanaman. Pada proses wirausaha jamur tiram ini terdapat dua proses produksi yaitu proses produksi media tanam atau yang disebut dengan beklok dan proses budidaya jamur tiram itu sendiri. Pada proses pertama ini merupakan salah satu proses yang menjadi sangat pentin dan vital karena menyangkut dengan proses pembuatan media tanam dengan komposisi yang harus cukup sesuai untuk menghasilkan media tanam yang sehat dan berhasil menumbuhkan jamur tiram.
Pada proses selanjutnya melalui budidaya jamur tiram diperlukan sebuah perhatian khusus dari lumbung dan juga kebersihan lingkungan sekitarnya. Seperti pada proses berwirasusaha dibidang lainnya, pada proses wirausaha jamur tiram ini juga terdapat kelebihan dan kekurangan yang ada didalamnya. Dari sisi kelebihan, salah satu hal keuntungan yang ditawarkan dari proses wirausaha jamur tiram ini yaitu, saat proses budidaya, petani dapat terus memanem jamur tiram ini tanpa perlu mengikui musim yang sedang terjadi.
Selain itu, proses pembuatan media dan perawatan saat budidaya jamur tiram dirasa lebih mudah dibandingkan dengan budidaya jamur lainnya seperti jamur merang yang memang dari awal hingga akhir budidaya perlu tetap menjaga kesterilan, “Salah satu keuntungan menurut saya di jamur tiram ini yang susah ditemukana di produksi jamur lainnya ya soalnya lebih gampang pas proses bikin gininya (beklok) dan di lumbungnya yang cukup jaga kebersihan aja, coba kamu cari, kalo di jamur merang itu bahkan harus dibikin seperti inkubasi sendiri gitu buat ngalirin udara panas ke lumbungnya” imbuh pak nipi. Harganya yang relatif stabil di pedagang dan tidak adanya pengepul yang bersifat semena-mena dalam mengambil hasil budidaya jamur tiram menjadi salah satu keunggulan yang ada di proses wirausaha jamur tiram ini.
Dibalik kemudahan yang ditawarkan pada proses wirausaha jamur tiram juga terdapat beberapa kekurangan yang wajib diketahui bagi para pengusaha yang akan memasuki dunia wirausaha jamur tiram. Salah satu yang menjadi perhatian khusus yaitu terkait lingkungan tempat produksi dan budidaya jamur tiram ini yang mana biasanya bertempat di lingkungan yang relatif sepi.
Selain itu cuaca dan iklim menjadi faktor utama dalam menentukan hasil budidaya jamur tiram ini, “kalau saya bilang itu, 30% proses produksi beklok dan kondisi lingkungan, 70% sisanya itu ya bergantung ke cuaca sama iklim di daerah sini. Kadang kalau seharian hujan terus yang jarang kena matahari ya sedikit hasilnya itu. Apalagi yang hampir seharian kena matahari terus, gak jadi juga itu jamur. Intinya di jamur tiram ini, ada udara lembab yang cukup dan kena matahari yang cukup juga, kayak yang terjadi akhir akhir ini, itu produksinya sudah 18 – 20 (kilogram)”.
Seperti pada proses bertani lainnya, pak nipi juga menjelaskan bagaimana bahaya hama yang menjadi musuh utama dalam proses budidaya jamur tiram, yang lagi lagi pak nipi juga menyinggung soal kebersihan yang ada di luar maupun dalam lumbung budiaya jamur tiramnya. Penjualan yang hanya berpaku pada pedagang yang ada di pasar menjadi salah satu kekurangan yang dirasakannya dalam proses pemasaran serta pendeknya usia pemakaian jamur tiram.
Berawal dari segi pemasaran tersebut, di banyak perbincangan selanjutnya saya mengajak dan melakukan pembinaan kepada bapak nipi dalam proses pemasaran sekaligus memberikan bantuan untuk membuat ijin usaha dalam kegiatan usaha jamur tiram ini. “kalau ijin usaha atau bantaun itu kalo gasalah sudah pernah saya urus bareng bu kades, Cuma ya gitu sampe sekarang ga pernah ada bantuan yang katanya dari dinas UKM itu”.
Dari pernyataan pak nipi tersebut ternyata telah dikonfirmasi bahwa antara bantuan yang diajukan dengan ijin usaha beliau di jamur tiram ini berbeda, namun dari saya belum mendapatkan jawaban terkait kenapa bantuan untuk usaha yang sudah dia ajukan sebelumnya belum juga tersalurkan. Dari pernyataan tersebut kemudian saya melakukan pembinaan bagaimana pentingnya ijin usaha yang perlu diurus dan apa saja yang diperlukan dalam proses mengurus ijin usaha tersebut.
Harapannya, setelah adanya pembinaan dan bantuan dalam proses pengajuan ijin ini, kedepan akan ada perhatian yang lebih lagi yang diberikan kepada wirausah jamur tiram yang dijalankan bapak nipi dan juga diharapkan dapat menjadi inkubasi wirausaha jamur tiram yang diharapkan bisa terus berkembang ke berbagai tahapan lagi. (M Hadi/KKN BTVIII/kelompok 29/Mrawan/Dr. Rokhani, SP., M.Si.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H